Satu Dasawarsa IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018

  • Ayu Isrianti Putri
  • 06 Apr 2018
Satu Dasawarsa IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018

Samarinda, 6 April 2018 - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika turut berpartisipasi dalam IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018 yang merupakan pameran kehutanan dan lingkungan yang terbesar sekaligus pertama kali di adakan di luar Pulau Jawa. Menteri Lingkungan Hidup yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendrayono bersama Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak berkesempatan untuk membuka kegiatan pameran tersebut dihari pertama penyelenggaraannya.

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 5 - 8 April 2018 di Samarinda Convention Hall ini mengusung tema "Kontribusi Ekonomi Sektor Kehutanan Dalam Mendukung Pembangunan Nasional" yang difokuskan pada sosialisasi program dan upaya nyata mendorong kebangkitan sektor kehutanan bagi kesejahteraan masyarakat dan pelestarian hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia.

Dalam sambutannya, Bambang Hendaryono mengungkapkan bahwa dengan diadakannya pameran ini bisa menjadi sarana penyebarluasan informasi dan edukasi bagi masyarakat khususnya para generasi muda tentang upaya pelestarian lingkungan dan hutan, karena target penyelenggaraan pameran ini adalah para generasi Milenial yang sadar akan lingkungan sekitarnya.

Satu dasawarsa IndoGreen Environment & Forestry Expo 2018 diikuti oleh 67 Peserta yang terdiri dari Kementerian ataupun Lembaga, BUMN, Dinas Pemerintah Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah, dan beberapa stakeholders terkait. Pada kesempatan kali ini BMKG menampilkan beberapa alat pengamatan cuaca seperti Psycrometer, Anemometer, Campbel Stock, Display Satelit Cuaca Himawari dan Display hiburan lainnya seperti Games dan Photobooth. Booth BMKG menjadi booth yang banyak di kunjungi pengunjung karena display yang disajikan selain bersifat edukatif dan informatif juga menghibur.

Gubernur Awang Faroek sangat mengapresiasi dan menyambut baik atas terselenggaranya pameran di daerahnya, dimana Kaltim telah dipercaya sebagai tuan rumah untuk pertama kali IndoGreen dilaksanakan diluar Jakarta. diakhir agendanya, Bapak Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak dan rombongan juga berkesempatan mengunjungi Booth BMKG dan berbincang dengan pejabat dan staf dari BMKG yang sedang bertugas.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024