Rapat Koordinasi Bidang Teknis Persiapan Posko Angkutan Lebaran Tahun 2023

  • HB Risya
  • 06 Apr 2023
Rapat Koordinasi Bidang Teknis Persiapan Posko Angkutan Lebaran Tahun 2023

Bogor - (6/4) Kedeputian Bidang Meteorologi mengadakan kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Teknis Persiapan Posko Angkutan Lebaran Tahun 2023 di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 4-6 April 2023, yang dibuka langsung oleh Sekretaris Utama BMKG, Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc, kegiatan ini diikuti oleh Para Pejabat Tinggi Madya, Pratama, Administrator dan Pelaksana di lingkungan kantor pusat Kedeputian Bidang Meteorologi, para Kepala Balai Besar MKG Wilayah I, s/d V, Kepala UPT Koordinator NDF serta Kepala UPT Stasiun Penerbangan dan Maritim se Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam Sambutan Pengantarnya mengatakan, kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Teknis Persiapan Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2023 (1444 H) ini, diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas BMKG di mata masyarakat, dan kedepannya akan lebih meningkatnya mutu dan kualitas informasi prakiraan cuaca jalur darat, laut dan udara yang diberikan baik dari segi isi, penyajian maupun pelayanan. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan prakirawan pusat maupun daerah dalam proses pembuatan prakiraan dan juga dalam proses pemberian, penyajian dan pelayanan informasi. Disamping itu kegiatan inii diharapkan mampu meningkatkan rasa kebersamaan dan keseragaman informasi prakiraaan cuaca khususnya untuk jalur mudik lebaran tahun 2023

Sedangkan Sekretaris Utama BMKG, Dwi Budi Sutrisno dalam sambutan pembukaannya menyampaikan, mengutip dari laporan Kementrian Perhubungan terdapat kenaikan pemudik dari 85 juta orang di tahun lalu menjadi 123 juta orang di tahun 2023, yang artinya ada kenaikan sekitar 47 persen secara nasional. Pemudik ini menyebar dengan berbagai transportasi mulai dari darat, laut, dan juga udara. Persiapan untuk memfasilitasi pemudik ini harus dipersiapkan dengan baik. Oleh karena itu, BMKG sebagai lembaga resmi yang memiliki kewajiban memberikan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika untuk lebih proaktif dalam mendukung kelancaran aktivitas mudik masyarakat Indonesia.

Kemudian Dwi Budi juga menyampaikan, sebagai salah satu bagian dari kegiatan Posko Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2023 yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk pemantauan pelaksanaan transportasi, informasi kondisi cuaca sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan keselamatan transportasi baik darat, laut, maupun udara, dan sudah selayaknya BMKG selaku penyedia informasi cuaca baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah berkomitmen untuk memberikan pelayanan informasi cuaca secara tepat, cepat, akurat dan mudah dipahami, Pungkasnya.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024