Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI

  • Rachmat Hidayat
  • 29 Jan 2020
Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI

Jakarta - Selasa (28/1/2020), Komisi V DPR RI mengundang para Mitra kerjanya yaitu BMKG, BNPP, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kepala Korlantas Polri dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Ruang Rapat Komisi V Gedung Nusantara.

Rapat yang di hadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPP (Basarnas) Bagus Puruhito, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Benyamin. Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra serta Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel pun ikut menghadiri rapat ini.

Rapat dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dan dibuka oleh Ketua Komisi V DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Lasarus. Rapat dibuka dengan apresiasi dari DPR RI untuk pemerintah khususnya untuk para mitra kerja Komisi V DPR RI karena suksesnya pelaksanaan mudik Natal dan Tahun Baru 2020. Menurut Lasarus mudik Natal dan Tahun Baru 2020 berjalan dengan lancar.

"Sebagaimana kita ketahui kita baru saja menyelesaikan kegiatan mudik dan balik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Dari seluruh kegiatan tersebut kami apresiasi. Mari kita tepuk tangan semua atas kerja keras beliau semua sehingga penanganan mudik dan balik bisa berjalan lancar," kata Lasarus.

Pelaksanaan Posko Info Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 telah dinyatakan berakhir pada tanggal 6 Januari kemarin. Selama berlangsungnya posko, BMKG memberikan pelayanan informasi prakiraan cuaca agar masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan aktifitas yang akan dilakukan, papar Dwikorita saat memberikan evaluasi

Lebih lanjut Dwikorita mengatakan bahwa BMKG mencatat telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrim sebanyak 1331 kali, peringatan dini gelombang tinggi sebanyak 13 kali, dan informasi gempa bumi dengan kekuatan M >5 sebanyak 13 kali.

Tentu saja masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, yaitu fakta bahwa kepedulian publik dalam menindaklanjuti informasi yang dikeluarkan oleh BMKG masih cukup rendah. Untuk itu kami akan terus meningkatkan sistem peringatan dini, tegas Kepala BMKG

Komisi V DPR RI meminta kepada BMKG untuk meningkatkan system peringatan dini sebagai kunci dalam pengurangan resiko cuaca ekstrem dan melakukan reformulasi diseminasi informasi kepada masyarakat secara luas, kata Lasarus saat menutup rapat dengar pendapat.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024