Peningkatan Kapasitas Personel Layanan Informasi Meteorologi Penerbangan

  • Rachmat Hidayat
  • 05 Nov 2021
Peningkatan Kapasitas Personel Layanan Informasi Meteorologi Penerbangan

Jakarta - Selasa-Rabu (2-3/11 2021) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG bekerjasama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB-Institut Teknologi Bandung) mengadakan Peningkatan kapasitas personel layanan informasi meteorologi penerbangan dengan tema "Pemodelan cuaca numerik untuk meteorologi penerbangan" yang diadakan secara virtual.

Dalam kegiatan ini dibuka oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG Bapak Guswanto M.Si dan dihadiri oleh Kepala Stasiun Meteorologi Penerbangan seluruh Indonesia. Peserta peningkatan kapasitas personel meteorologi penerbangan ini terdiri atas 150 baik dari AMF (aeronautical Meteorological Personnel) maupun AMO (Aeronautical Meteorological Observer)

Dalam sambutan sekaligus pembukaan acara ini, Deputi Bidang Meteorologi menyampaikan bahwa Standar kompetensi personel meteorologi diatur oleh WMO melalui dokumen 258 Supplemen No 1. Personel meteorologi termasuk meteorologi penerbangan, wajib memiliki background pengetahuan dan dasar kemeteorologian yang terangkum dalam BIP-M (Basic Instrument Package for Meteorologist) dan BIP-MT (Basic Instrument Package for Meteorological Technician). Kegiatan ini sebagai wujud usaha pemenuhan standar WMO dan merefresh SDM stasiun Meteorologi Penerbangan. Pemenuhan dan penyegaran dari standar BIPM ini tidak lain agar Layanan Informasi Meteorologi Penerbangan di Indonesia semakin akurat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna dan stakeholder sesuai dengan regulasi nasional dan internasional.

Selain itu, Deputi bidang Meteorologi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini membawa semangat BMKG CORPORATE UNIVERSITY (CORPU) dimana peningkatan kapasitas bukan menjadi tanggung jawab tunggal dari pusdiklat, tetapi menjadi tugas kita bersama secara institusional keseluruhan BMKG. Dapat kita istilahkan ada institut Meteorologi, ada institut Klimatologi dan Geofisika, termasuk BMKG Corpu juga tanggung jawab UPT BMKG seluruh wilayah Indonesia. Konsep besar ini untuk mendukung pembangunan SDM BMKG yang akan membawa BMKG berkelas dunia.

Kegiatan ini sebagai refresh personel pelayanan meteorologi penerbangan terkait pemodelan numerik dan dasar kemeteorologian. Topik utama yg dibahas dalam dua hari sesi peningkatan kapasitas ini antara lain: Fenomena atmosfer multi-skala, Representasi fenomena cuaca pada model cuaca numerik, parameterisasi model cuaca numerik, prediktabilitas produk model cuaca numerik.

Pada hari kedua dan sesi akhir saat penutupan acara, Kepala Pusat meteorologi Penerbangan menyampaikan bahwa Training cuaca numerik penerbangan ini merupakan program awal, agar SDM metbang seluruh Indonesia semakin terbuka wawasan, meningkat pemahaman dan tetap terus semangat untuk terus berkembang dimanapun berada. Selain tujuan utama kegiatan ini yaitu: mewujudkan layanan informasi meteorologi penerbangan yg akurat untuk kebutuhan pengguna dan stakeholder penerbangan. Besarnya tantangan layanan informasi meteorologi penerbangan kedepan, menuntut insan personel metbang utk terus belajar dan mengembangkan diri. Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan berharap acara ini membawa banyak manfaat, peserta seluruh indonesia dipersilahkan mengusulkan topik-topik dan usulan-usulan kegiatan inovasi. Pusat meteorologi Penerbangan akan mencoba mengakomodir utk perkembnagan meteorologi penerbangan kedepan.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024