BMKG Pekanbaru Terima Penghargaan dari Pemprov Riau "Mendukung Operasi Siaga Darurat Penanggulangan Karhutla 2016''

  • Ayu Isrianti Putri
  • 28 Des 2016
BMKG Pekanbaru Terima  Penghargaan dari Pemprov Riau  "Mendukung Operasi Siaga Darurat Penanggulangan Karhutla 2016''

Riau (27/12), Pemerintah Provinsi Riau memberikan penghargaan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota Dan media serta Kementerian dan Lembaga yag terkait termasuk BMKG Pekanbaru, yang telah berperan serta mendukung operasi siaga darurat penanggulangan bencana akibat kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang Kuning selama 2016.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Raffles Brotestes Panjaitan, yang disaksikan oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031 Wirabima, Kapolda Riau, Danlanud (diwakili oelh Kadispers Lanud RSN) Kajati Prov Riau Dan Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, Selasa (27/12) di Kantor Gubernur Riau.

Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pencapaian Penanggulangan bencana tahun 2016 tak lepas kerja sama yang baik antar pihak, baik masalah koordinasi, kegiatan, sumber daya manusianya dan peralatannya.

"Terkhusus dengan Pemerintah pusat, karena bantuan helikopter yang dipergunakan selama ini sangat membantu sekali dalam memaksimalkan penanggulangan kerbakaran di Provinsi Riau," katanya.

Dengan menggunakan helikopter, sebut Gubri, penanganan kebakaran yang sulit dijangkau oleh tranportasi darat dapat diatasi dengan maksimal. Untuk itu, Gubri berharap tahun 2017 Pemprov Riau bisa menggunakan helikopter lagi dalam antisipasi karhutla.

"Kita belum tau apakah kondisi cuaca di tahun 2017 masih bersahabat atau tidak. Kita tunggu prediksi BMKG kondisi iklim, sehingga pemerintah daerah bisa membuat program kedepannya," ujarnya.

Terakhir Gubri mengucapkan terima kepada seluruh media yang berperan aktif dalam Penanggulangan bencana karhutla. "Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang terkait, khususnya kepada satgas atas kerjasama yang dibekali peralatan yang mendukung. Khusus untuk rekan media, terima kasih bantuannya dalam memberitakan dan menginformasikan kondisi terkini Riau," ungkap Gubri.

Selain lembaga terkait juga dari kalangan media mendapat penghargaan baik media televisi dan surat kabar cetak nasional maupun lokal, media online nasional, diantaranya Kompas TV, TV One, Metro TV, SCTV, MNC TV, TVRI, Riau TV ,Harian Tribun Pekanbaru, LKBN Antara, Harian Riau Pos, dan Detik.com dan GoRiau.com.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024