Pembukaan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II Tahun 2022 Balai Besar MKG Wilayah I

  • Hatif Thirafi
  • 18 Jan 2023
Pembukaan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II Tahun 2022 Balai Besar MKG Wilayah I

Medan - Balai Besar MKG Wilayah I menyelenggarakan Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun Anggaran 2022 secara Luring (Offline) di Le Polonia Hotel & Convention, Medan. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari (16-19 Januari 2023) ini dilakukan untuk mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas.

Rapat Rekonsiliasi Keuangan ini dibuka oleh Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi.

"Kami berharap akuntabilitas pelaksanaan dan penggunaan anggaran tersebut harus teruji sehingga dihasilkan laporan keuangan yang akuntabel sebagai rangkaian tahapan bahan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan BMKG Semester II TA. 2022," ujarnya.

Perlu diketahui bersama berdasarkan Undang - Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) serta Undang - Undang terkait lainnya, BPK telah memeriksa Laporan Keuangan BMKG tahun 2021 dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian.

Menurut opini BPK, laporan keuangan BMKG Tahun 2021 telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan BMKG tanggal 31 Desember 2021 dan realisasi anggaran, operasional serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintah.

"Patut kiranya kita semua bersyukur kehadira Tuhan YME atas prestasi puncak ini berkat jerih payah dan kerja keras seluruh jajaran BMKG, sehingga WTP kali ini menggenapkan capaian Opini WTP untuk ketujuh kalinya berturut-turut sejak Tahun 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021," tutur Suko Prayitno Adi.

Ia juga mengajak seluruh insan dan jajaran BMKG tetap bekerja keras dan bersungguh-sungguh serta selalu berupaya secara terus-menerus mempertahankan capaian atas Opini BPK RI di tahun-tahun mendatang.

Suko Prayitno Adi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Kementerian Keuangan dan juga seluruh peserta rekonsiliasi, petugas SAIBA dan SIMAK-BMN, serta panitia, atas bantuannya yang diberikan sehingga Rekonsiliasi Laporan Keuangan BMKG Semester II Tahun 2022 terselenggara dengan baik.

Selain Rekonsiliasi, dilaksanakan juga Audiensi oleh Deputi Bidang Geofisika dan Sosialiasi dari Inspektorat, Kepala Pusat Instrumen, Kalibrasi dan Rekayasa, Kepala Biro Umum dan SDM, serta Kepala Biro Hukum dan Organisasi BMKG untuk membangun sinergi lebih kokoh dan tangguh demi mewujudkan lembaga MKG yang berkelas dunia. */aina

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024