Pembukaan Rapat Rekonsiliasi Laporan Keuangan BMKG Semester II Tahun 2017 BBMKG Wilayah II

  • Murni Kemala Dewi
  • 16 Jan 2018
Pembukaan Rapat Rekonsiliasi Laporan Keuangan BMKG Semester II Tahun 2017 BBMKG Wilayah II

Solo - Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun 2017 Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II (BBMKG Wilayah II) diikuti oleh 201 orang peserta yang berasal dari seluruh UPT di Lingkungan BBMKG Wilayah II, Satker STMKG, Sekretariat Utama BMKG Pusat, Puslitbang, Pusdiklat dan Inspektorat. Acara ini diadakan di wilayah Solo mulai dari tanggal 15 sampai dengan 18 Januari 2018 di Hotel Swiss Belinn Saripetojo, Solo dan dibuka oleh Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc (15/1).

Acara pembukaan dimulai dengan pembacaan laporan pelaksanaan acara oleh Kepala BBMKG Wilayah II, Joko Siswanto, S.Sos. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Deputi Bidang Meteorologi yang membacakan sambutan dari Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Ph.D. KBMKG dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada banyak tantangan yang saat ini dihadapi oleh BMKG. Untuk menjawab tantangan tersebut maka BMKG perlu melakukan langkah-langkah yang konkrit, terencana, terintegrasi dan terukur. Terkait hal tersebut maka penyelenggaraan rekonsiliasi mempunyai nilai yang sangat penting dan strategis dalam mendukung langkah-langkah yang nantinya akan diambil oleh BMKG.

Selain itu KBMKG juga menyampaikan bahwa dalam rangka memasuki pelaksanaan anggaran Tahun 2018 dan mengacu pada Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BMKG tahun 2016 oleh BPK, masih terdapat beberapa catatan/temuan di beberapa Satker, baik di Pusat maupun Daerah. Agar tidak terjadi temuan berulang, KBMKG menginstruksikan:

  1. Seluruh KPA dan PPK untuk segera memeriksa DIPA dan segera mengusulkan revisi apabila diperlukan;
  2. PPK dan Pejabat Pengadaan segera melakukan proses tender paling lambat akhir Maret 2018 dimana seluruh kegiatan telah dikontrakkan;
  3. PPK dan Panitia penerima agar lebih cermat dalam memverifikasi hasil pekerjaan;
  4. Agar PPK mematuhi ketentuan pelaksanaan anggaran mengacu kepada bagan akun standar;
  5. Agar Kepala Biro Perencanaan lebih cermat dalam memperhatikan klasifikasi jenis belanja yang diajukan oleh satker;
  6. Agar para KPA, PPK beserta Staf PPK dan petugas SIMAK BMN untuk mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Akuntasi Aset Tetap;
  7. Agar para KPA dan PPK untuk mempertanggung jawabkan bukti pertanggungjawaban perjalanan dinas sesuai ketentuan;
  8. Agar Inspektur BMKG meningkatkan pengawasan dan pembinaan mengenai implementasi ketentuan perundangan.

KBMKG mengharapkan output dari kegiatan rekonsiliasi ini adalah untuk menghasilkan "Laporan Keuangan BMKG yang berkualitas, yakni Laporan Keuangan yang akuntabel dan transparan serta sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)". Laporan ini sekaligus nantinya untuk mempertahankan opini WTP (Murni) terhadap Laporan Keuangan BMKG 2017 yang akan datang.

Setelah acara pembukaan, juga diadakan diskusi antara Deputi Bidang Meteorologi dan para peserta rapat rekonsiliasi.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024