Pembekalan 82 CPNS BMKG Tahun 2017

  • Murni Kemala Dewi
  • 26 Jan 2018
Pembekalan 82 CPNS BMKG Tahun 2017

Jakarta - 82 CPNS terpilih dari 4889 pelamar CPNS BMKG tahun 2017 hari ini mendapatkan pembekalan di ruang Auditorium BMKG, Kemayoran (25/1). Acara pembekalan ini dibuka langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Ph.D.

Acara pembekalan diawali dengan laporan dari Kepala Biro Umum dan SDM, Drs. Yusuf Supriyadi, MT. Dalam laporannya, Kepala Biro Umum dan SDM menyampaikan proses penerimaan CPNS BMKG yang dimulai dengan penerimaan lamaran melalui SSCN (Sistem Seleksi CPNS Nasional) BKN. Dalam pelamaran ini BMKG mendapatkan 4889 lamaran. Setelah melalui seleksi administrasi (verifikasi berkas) jumlah pelamar yang lolos menjadi 2266 orang. Dari 2266 pelamar, jumlah pelamar yang memenuhi passing grade adalah 606 orang. Dari 606 orang, yang memenuhi kriteria perankingan SKD dari formasi yang dibutuhkan adalah 203 orang, yang selanjutnya berhak meneruskan ke tahap Seleksi Kemampuan Bidang. Dari hasil seleksi kemampuan bidang inilah akhirnya diperoleh 82 orang CPNS BMKG tahun 2017.

Sementara itu, Kepala BMKG dalam amanatnya pada pembukaan acara, menyampaikan bahwa para CPNS BMKG tahun 2017 ini merupakan bagian dari 'Gen Now'. Oleh karena itu mereka diharapkan bisa memberikan sumbangsih berupa inovasi-inovasi yang baru bagi kemajuan BMKG.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pembekalan dari masing-masing kedeputian dan kesekretariatan utama. Pembekalan Kesekretariatan Utama disampaikan oleh Sekretaris Utama BMKG, Dr. Widada Sulistya, DEA dengan didampingi oleh pejabat pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kesekretariatan Utama.

Pembekalan dilanjutkan oleh Kedeputian Geofisika yang diberikan langsung oleh Deputi Bidang Geofisika, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng didampingi oleh Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu. Kemudian dilanjutkan dengan pembekalan dari Kedeputian Meteorologi yang disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc yang didampingi oleh para pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Kedeputian Meteorologi.

Para CPNS BMKG 2017 kemudian dibekali informasi mengenai Kedeputian Klimatologi oleh Deputi Bidang Klimatologi, Drs. Herizal, M.Si. Terakhir, pembekalan diberikan oleh Kedeputian Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi yang diberikan oleh Kepala Pusat Instrumentasi, Rekayasa, dan Kalibrasi, Drs. Damianus Tri Heryanto, MT.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024