Pelatihan Teknis Earth Imaging Tahun 2023

  • Rachmat Hidayat
  • 12 Jun 2023
Pelatihan Teknis Earth Imaging Tahun 2023

Bogor - Senin (12/6), Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Dr. Daryono mewakili Plt. Deputi Bidang Geofisika membuka secara resmi Pelatihan Teknis Earth Imaging Tahun 2023 di Hotel Ibis Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ASN BMKG dalam melakukan analisis dan interpretasi kondisi struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismic, gaya berat, magnet bumi dan geolistrik serta aplikasi yang mendukung earth imaging.

Melalui Pelatihan Teknis Earth Imaging sangat penting karena mendukung kegiatan operasional bidang geofisika, terlebih informasi yang diberikan sangat bergantung dengan baiknya system peralatan INATEWS sebagai system yang handal untuk menganalisis dan menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan petugas operasional mempunyai peran sentral dalam menganalisis kejadian gempabumi dan tsunami. Oleh karena itu perlu dibekali pemahaman tentang kondisi bawah struktur bawah permukaan bumi dengan menggunakan metoda geofisika.

Pelatihan yang di fasilitasi oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG diikuti 40 orang peserta terdiri para ASN BMKG dari perwakilan Kantor Balai BMKG Wilayah I - V dan Pusat dari tanggal 11-18 Juni 2023 dengan sasaran mewujudkan ASN BMKG yang memiliki kompetensi dalam melakukan erath imaging guna menunjang tugas dan fungsinya sebagai Personal Geofisika.

Jumlah mata pelatihan yang diberikan terdiri dari 8 mata pelatihan dengan total 57 Jam pelajaran antara lain Pemodelan Tomografi; Pemodelan MASW/Refraksi; Pemodelan Gaya berat; Pemodelan Magnet Bumi; Pemodelan Geolistrik; Building Learning Commitment dengan tenaga pengajar dari Pejabat dilingkungan BMKG, Widyaiswara Profesional, dosen, ilmuwan maupun peneliti yang memiliki kompetensi dibidangnya.

Dr. Daryono dalam sambutannya berharap dengan mengikuti Pelatihan Teknis Earth Imaging, BMKG memiliki pegawai-pegawai baik pusat dan UPT lebih professional, memiliki kompetensi yang unggul dan melakukan analisis dan interpretasi kondisi bawah permukaan bumi menggunakan metode geofisika serta aplikasi yang mendukung erath imaging guna menunjang tugas dan fungsinya sebagai personal Geofisika.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024