Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XX dan XXI Tahun 2021

  • Rachmat Hidayat
  • 05 Agu 2021
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XX dan XXI Tahun 2021

Jakarta - Kamis (5/8), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama SDM di pemerintahan mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang memainkan peranan adalah PNS yang memiliki dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS, mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya, memiliki kesiapan mental serta mampu menjaga sikap dan perilaku disiplin dalam menjaga tugasnya.

Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan yang dibentuk secara khusus sesuai perkembangan situasi yang ada. Pembinaan ini dilakukan melalui Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021 secara Learning atau pelatihan jarak jauh yang diadakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG.

Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III diselenggarakan dengan tujuan mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasi kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI dan menunjukan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.

Latsar CPNS Golongan III Angkatan XX dan Angkatan XXI dalam pelaksanaannya secara virtual resmi dibuka oleh Sekretaris Utama BMKG Ir. Dwi Budi Sutrisno, MSc. Menurutnya, setiap ASN harus membekali diri dengan berbagai kompetensi yang dibutuhkan, baik di bidang teknis, manajerial dan sosio kultural.

sambungnya, hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS. Selain itu diperlukan upaya antisipasi melalui penguatan birokrasi berkarakter masa depan, yaitu para birokrat dengan karakter proaktif dan bekerja berbasis bukti (Evidence Based), adaptif terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi, berfokus pada hasil dan kinerja serta berorientasi tinggi terhadap pelayanan kepada masyarakat.

lebih lanjut, Sesuai Tugas dan fungsinya yang tertuang dalam UU No. 31/2009 tentang MKG, BMKG memiliki Visi mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan nasional dan berperan aktif di tingkat internasional dengan motto pelayanan MKG secara cepat, tepat, akurat, luas dan mudah dipahami, papar dwi budi

Oleh karena itu, dwi budi berharap besar kepada para peserta latsar CPNS dapat menghasilkan profil pegawai yang mampu mewujudkan pemerintahan berkelas dunia, belajarlah semaksimal mungkin, terus dan terus belajar, berinovasi sehingga dapat berkontribusi membagi ilmu pengetahuan kepada yang lain, terlebih BMKG saat ini sebagai organisasi di Indonesia harus survive baik di level regional atau dunia, ujarnya.

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III diselenggarakan dari tanggal 5 agustus hingga 12 November 2021 terbagi menjadi dua angkatan yakni Angkatan XX dengan jumlah peserta sebanyak 41 orang dan angkatan XXI berjumlah 43 peserta.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024