Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Berakhir

  • Rachmat Hidayat
  • 30 Jun 2019
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Berakhir

Jakarta - Kepala Pusdiklat Drs. Maman Sudarisman, DEA yang mewakili Kepala BMKG menutup secara resmi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Tahun 2019 bertempat di gedung Serbaguna Citeko, Sabtu (29/6/2019).

sebanyak 118 orang Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III, selama dua bulan telah mengikuti Pelatihan Dasar dengan materi kurikulum pembetukan karakter PNS berjumlah 288 JP dan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas.

Berdasarkan beberapa hasil evaluasi yang terdiri dari akademik, akatualiasi, sikap dan perilaku Bela Negara, penguatan kompetensi teknis bidang tugas dan evaluasi akhir. 117 orang Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III dinyatakan LULUS dan 1 orang CPNS ditunda karena sakit.

Peserta terbaik CPNS golongan II Angkatan I yang pertama diraih oleh Viecy Sahara Vabrian penempatan Stamet Kelas III Labuan Bajo; Kedua, Rivan Himawan penempatan Stamet Kelas III Tanjung Harapan; dan Ketiga, Ricky Oktavian penempatan Stamet Kelas III Tanjung Harapan.

Sedangkan, Peserta terbaik CPNS Golongan III Angkatan IV yang pertama diraih oleh Sidik Hadi Kurniadi penempatan Stamet Kelas III Mathilda Batlayeri Sumlaki; Kedua, Alfian Noor Izzat penempatan BMKG Pusat di Biro Hukum dan Organisasi; dan Ketiga, Amelia Chelcea penempatan BMKG Pusat di Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu.

Dan terakhir peserta terbaik CPNS Golongan III Angkatan V yang pertama diraih oleh Mayanatela Putri penempatan Pusat Database BMKG Pusat; Kedua, M. Hanif Affan Yusron penempatan Pusat Meteorologi Publik BMKG Pusat; dan Ketiga, Rizki Iman Sari penempatan Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Pusat.

Pada kesempatan yang berbeda sebelum Pelatihan Dasar Golongan II dan III ditutup, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, MSc. PhD memberikan pengarahan Kepada 118 orang peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil digedung serbaguna citeko, Sabtu (29/6/2019). Dalam arahannya dikutip beberapa poin penting kepada CPNS BMKG diantaranya :

  1. Sejarah berdirinya BMKG, diawali pengamtan cuaca dan magnet bumi di zaman Belanda menjadi cikal bakal kontribusi BMKG dalam mendukung pembangunan multisektoral, tidak terbatas pada dukungan antisipasi dan mitigasi bencana tapi sektor kehidupan lainnya.
  2. Sekembali ketempat tugas masing-masing, CPNS akan menjadi ASN BMKG dan diharapkan mampu berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam gerak organisasi hingga level International.
  3. Sebagai PNS nanti harus mampu menjawab tantangan dalam bekerja terutama dalam mengantisipasi ancaman bencana alam.
  4. Seorang ASN harus memiliki mimpi yang besar, berpikiran maju, percaya diri, tangguh, disiplin dan siap sebagai garda terdepan BMKG ketika menjalankan tugas.
  5. BMKG telah mengalami beberapa lompatan semenjak didirikan hingga sekarang yaitu lompatan BMKG di era revolusi 4.0 melalui Artificial Inteligent, Big Data dan Internet of Things.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024