Pascagempabumi, BMKG Pantau Aktivitas Seismik di Sumedang

  • Kholis Nur Cahyo
  • 03 Jan 2024
Pascagempabumi, BMKG Pantau Aktivitas Seismik di Sumedang

Sumedang, 02 Januari 2024 - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati didampingi Plt. Deputi Bidang Geofisika, Tim Kedeputian Geofisika beserta Tim UPT BMKG Provinsi Jawa Barat melakukan peninjauan di lokasi yang terdampak gempabumi pada Minggu malam (31/12) dengan magnitudo 4,8 di Kab. Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Dwikorita mengungkapkan bahwa kejadian gempabumi ini termasuk kategori gempabumi dangkal dengan kedalaman 10 kilometer. Gempabumi dengan kategori dangkal ini telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.

Gempabumi tersebut menjadi perhatian serius BMKG, yang langsung berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mendirikan posko informasi gempa. Melalui posko ini, BMKG memberikan informasi kepada masyarakat seputar gempa dan mengimbau warga di wilayah Sumedang dan sekitarnya untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Dwikorita juga menambahkan, "Kami mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi. Simulasi gempabumi rutin yang diadakan oleh pemerintah daerah perlu diikuti untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki pemahaman yang baik dalam menghadapi situasi darurat."

Dalam upaya memberikan ketenangan kepada masyarakat yang mengungsi, Dwikorita dan tim meninjau lokasi pengungsian untuk menenangkan Masyarakat dan sosialisasi kegiatan trauma healing kepada warga terdampak khususnya anak-anak. Langkah ini diambil untuk membantu masyarakat mengatasi dampak psikologis dari bencana gempabumi.

Sebagai tindak lanjut, BMKG akan terus memantau aktivitas seismik di wilayah Sumedang dan sekitarnya. BMKG akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana gempabumi. Masyarakat diimbau untuk memantau informasi terkini melalui aplikasi info BMKG dan kanal media sosial resmi guna mendapatkan update yang akurat.

Terakhir, Dwikorita bertemu dengan Penjabat (Pj.) Bupati Sumedang untuk memberikan paparan mengenai situasi terkini dan memberikan rekomendasi kepada pemangku kebijakan. Keberlanjutan kerjasama antara BMKG dan pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di masa mendatang.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024