Muhamad Sadly: Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I Tahun 2018 Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar, Menghasilkan Laporan Keuangan BMKG yang Berkualitas Akuntabel dan Transparan

  • Rachmat Hidayat
  • 17 Jul 2018
Muhamad Sadly: Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I Tahun 2018 Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar, Menghasilkan Laporan Keuangan BMKG yang Berkualitas Akuntabel dan Transparan

Makassar - Selasa (17/7) malam WITA, Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng membuka Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I Tahun 2018 Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar di Ballroom Aryaduta Makassar.

Melalui Tema "Rekonsiliasi Keuangan Semester I Tahun 2018, Kita Tingkatkan Kualitas Laporan Keuangan Dengan Standar Tertinggi", di selenggarakan dengan tujuan tersusunnya laporan keuangan Semester I Tahun 2018 BBMKG Wilayah IV dan Rekonsiliasi Data SAIBA / SIMAK BMN.

Lain daripada itu, kegiatan Rekonsiliasi keuangan ini memiliki sasaran tersusunnya laporan keuangan dan Asset BMN semester I tahun 2018 serta tersusunnya data SAIBA dan SIMAK BMN tingkat balai besar MKG wilayah IV Makassar.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng dalam amanatnya menyampaikan Delapan point yang menjadi arah kebijakan pembangunan BMKG di tahun 2019, diantaranya : Mempertahankan dan meningkatkan operasional peralatan MKG; Pengembangan Big Data, Artificial Intelligence dan Internet of Things untuk mendukung lompatan inovasi 4.0 BMKG; Lompatan kualitas layanan jasa dan informasi MKG untuk meningkatkan kepuasan pelanggan di bidang kedaulatan pangan, maritim, pengelolaan bencana dan keselamatan informasi.

Mendukung Indonesia sebagai poros maritim; Meningkatkan kapasitas SDM; Penguatan sarana/prasarana diseminasi informasi peringatan dini MKG dengan memperhatikan golden time penanganan bencana; Pengembangan kerapatan jaringan pengamatan / sensor gempabumi; dan Meningkatkan konektivitas kawasan timur Indonesia, Sambung M. Sadly.

"ke delapan point tersebut merupakan langkah konkrit untuk mewujudkan lompatan inovasi 4.0 BMKG, ke depannya BMKG harus mempunyai terobosan yang positif melalui pemikiran yang kreatif, inovatif, dan sistemik untuk kepentingan organisasi, karena tantangan ke depan akan semakin kompleks, dan kita harus bersiap-siap menuju era teknologi informasi menuju society 5.0" , ujar Muhamad Sadly.

Output dari Rekonsiliasi laporan keuangan semester I yang digelar BBMKG Wilayah IV Makassar merupakan upaya BMKG untuk mencapai good governance dalam hal pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, akuntabel dan transparan serta sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sekaligus untuk mempertahankan opini WTP (Murni) terhadap Laporan Keuangan BMKG Tahun 2018 yang akan datang, Ujar Muhamad Sadly menutup sambutannya.

Kegiatan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I Tahun 2018 Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 17 - 20 Juli 2018 ini turut diikuti 194 orang peserta dengan narasumber dari DJKN, DJPB, dan tim dari BMKG pusat.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024