Meningkatkan Kemampuan Pengelola Keuangan Negara Lebih Baik, BMKG Gelar Bimtek Sakti

  • Rachmat Hidayat
  • 26 Nov 2021
Meningkatkan Kemampuan Pengelola Keuangan Negara Lebih Baik, BMKG Gelar Bimtek Sakti

Jakarta - Upaya BMKG untuk menuju pengelolaan Keuangan yang lebih baik terus dilakukan. Hal ini sejalan dengan Renstra BMKG Tahun 2020 - 2024 harus segera menata organisasi BMKG menuju organisasi yang Modern, Agile, Creatif dan Smart, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan stakeholder dan masyarakat luas baik nasional maupun internasional.

Melalui Biro Umum dan SDM BMKG mengadakan Bimbingan Teknis Aplikasi SAKTI Tahun 2021 bersinergitas dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta IV & KPPN_KPH Khusus Pinjaman dan Hibah Jakarta.

Kegiatan Peningkatan Kemampuan Pengelola Keuangan berupa Bimbingan Teknis yang berlangsung selama 2 hari (26-27 Nov) di Hotel Grand Orchardz jakarta diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari PPK dan Staf PPK Satker Sekretariat Utama BMKG (baik sumber dana APBN maupun sumber dana pinjaman hibah luar negeri), Satker Mandiri, Stamet Kemayoran dan Stmar Tanjung Priok.

Kepala Biro Umum Dan SDM Petrus Demon sili mewakili Sekretaris Utama BMKG berkesempatan membuka jalannya kegiatan yang merupakan langkah awal dari rencana implementasi secara penuh aplikasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) untuk satuan kerja dibawah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada tahun 2022 mendatang, Jumat (26/11).

"Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah Aplikasi yang digunakan sebagai sarana bagi satker SESTAMA - BMKG dalam mendukung implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) untuk melakukan pengelolaan keuangan yang meliputi tahapan perencanaan hingga pertanggungjawaban anggaran", Ujar Petrus dalam sambutannya.

menurut Petrus, Aplikasi SAKTI dikembangkan sesuai dengan Amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara agar pengelolaan keuangan Negara sesuai dengan perkembangan teknologi modern.

Lebih lanjut, Aplikasi SAKTI dikembangkan dengan mempertimbangkan kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan keuangan negara yang modern merekomendasikan penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Terpadu (Integrated Financial Management Information System atau IFMIS).

Selain itu APLIKASI SAKTI merupakan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) tahun 2014 sebagai perwujudan penerapan IFMIS pada sisi Bendahara Umum Negara sekaligus milestone modernisasi sistem pengelolaan keuangan negara di Indonesia, papar Petrus.

Petrus juga Menjelaskan manfaat APLIKASI SAKTI antara lain :

  1. Memudahkan dalam operasional pengelolaan keuangan negara yang lebih efektif. Satu aplikasi SAKTI untuk satu siklus keuangan negara mulai dari penganggaran sampai dengan pelaporan.
  2. Efisiensi sumber daya, baik sumber daya keuangan (anggaran) maupun non keuangan.
  3. Memudahkan dalam konsolidasi data APBN K/L yang lebih cepat. Transaksi bersifat real time dan seluruh pengguna SAKTI pada seluruh tingkatan organisasi mengakses database yang sama.
  4. Meningkatan kualitas laporan keuangan K/L. Penggunaan basis akuntansi akrual pada SAKTI meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah yang transparan dan konsisten sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.
  5. Memulihkan dan meningkatkan kualitas layanan pemerintah. Roll out SAKTI tahun 2021 pada seluruh K/L akan menjadi sebuah momentum untuk memulihkan dan meningkatkan kualitas layanan pemerintah yang sempat terkena imbas pandemi COVID-19 sehingga layanan pemerintah semakin mudah diakses dari mana pun.

Ia berharap melalui Kegiatan Peningkatan Kemampuan Pengelola Keuangan (Bimbingan Teknis Aplikasi Sakti TA. 2021) mendapatkan pengetahuan dan informasi yang lebih komprehensif mengenai APLIKASI SAKTI dari narasumber yang kita hadirkan dari KPPN JAKARTA IV & KPPN_KPH Khusus Pinjaman dan Hibah Jakarta , sehingga Aplikasi SAKTI dapat kita implementasikan secara baik dan benar di lingkungan Satker Sekretariat Utama BMKG Maupun Di Seluruh Satker BMKG.

Pada kegiatan ini turut dihadiri Kepala KPPN Jakarta IV, Kepala KPPN _KPH (Khusus Pinjaman dan Hibah) Jakarta, Inspektur BMKG, Kepala Biro Perencanaan dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024