Hadiri Pelatihan Administrator, Kepala BMKG: Fokus Integritas dan Inovasi Solusi

  • Dimas Bayu Sajiwo
  • 13 Jun 2023
Hadiri Pelatihan Administrator, Kepala BMKG: Fokus Integritas dan Inovasi Solusi

Citeko, (13/06) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengisi materi pada kegiatan pelatihan kepemimpinan Administrator Angkatan VII tahun 2023. Dalam paparannya, Dwikorita membahas pentingnya integritas sumber daya BMKG, terutama bagi para pimpinan di daerah dan generasi pemimpin BMKG selanjutnya.

Acara yang berlangsung di Pusdiklat BMKG Citeko ini, Dwikorita memaparkan urgensi menjaga integritas sumber daya BMKG sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa integritas tidak hanya berlaku untuk pimpinan di daerah, tetapi juga harus dijunjung tinggi oleh seluruh anggota BMKG.

Dalam paparannya, Dwikorita menyampaikan bahwa BMKG merupakan lembaga yang memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan informasi dan pelayanan terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika kepada masyarakat. Oleh karena itu, integritas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) BMKG menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan lembaga tersebut.

Selain itu, Dwikorita juga menyoroti pentingnya pemahaman SDM BMKG terhadap permasalahan yang ada di dalam lembaga tersebut. Ia mengajak seluruh peserta pelatihan untuk secara aktif mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi BMKG. Menurutnya, dengan memahami permasalahan, SDM BMKG akan mampu menghasilkan terobosan inovatif yang diperlukan untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi.

Dwikorita juga menyampaikan beberapa contoh terobosan inovatif yang dapat dilakukan oleh SDM BMKG. Misalnya, pengembangan teknologi terkini dalam pemantauan cuaca dan peringatan dini, peningkatan sistem komunikasi yang lebih efektif, serta peningkatan kualitas SDM BMKG melalui pendidikan .

Pada akhir presentasinya, Dwikorita memberikan apresiasi kepada peserta pelatihan atas semangat dan komitmen mereka dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan. Ia berharap materi yang disampaikannya dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi peserta pelatihan untuk membawa BMKG ke tingkat yang lebih baik melalui integritas dan inovasi.

Kegiatan pelatihan kepemimpinan Administrator Angkatan VII tahun 2023 ini diharapkan mampu mencetak generasi pemimpin BMKG yang unggul dan berintegritas, serta mampu menyelesaikan permasalahan internal dengan terobosan inovatif. BMKG akan terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan kehandalan informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Kegiatan diakhiri dengan inspeksi alat dan audiensi bersama pegawai di Stasiun Meteorologi Citeko Jawa Barat untuk memonitor kesiapan peralatan maupun SDM BMKG dalam memberikan informasi dan pelayanan MKG yang cepat, tepat, luas jangkauannya dan mudah dipahami oleh masyarakat di Indonesia khususnya di Jawa Barat.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024