Membumikan BMKG Corporate University, Pusdiklat BMKG adakan Workshop di Lingkungan BBMKG Wilayah II

  • Dian Endah
  • 03 Okt 2023
Membumikan BMKG Corporate University, Pusdiklat BMKG adakan Workshop di Lingkungan BBMKG Wilayah II

Depok (3 Oktober 2023) - Sebagai institusi yang bertanggung jawab atas informasi dan layanan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dalam upaya pengembangan kompetensi ASN yang sejalan dengan kebutuhan organisasi maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BMKG merancang program terobosan yaitu BMKG Corporate University.

Untuk membumikan BMKG Corporate University (Corpu), Pusdiklat BMKG melaksanakan Workshop Pemahaman dan Literasi BMKG Corporate University & Evaluasi Pasca Pelatihan Teknis Tahun 2023 di Lingkungan Balai Besar MKG Wilayah II - Tangerang Selatan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 2-3 Oktober 2023 di Depok, dibuka oleh Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno dan laporan penyelenggaraan oleh Kapusdiklat BMKG, Nelly Florida. Narasumber workshop adalah Widada Sulistya, DEA: Implementasi BMKG Corporate University, Kepala Pusdiklat Kemenkeu Keuangan Negara: Heni Kartikawati - Literasi Corpu for BMKG's Leader dan Widyaiswara LAN RI - Muhammad Iqbal Fadillah : Evaluasi Pasca Pelatihan Teknis Level 3 dan Level 4. Peserta berjumlah 45 orang yang meliputi seluruh Kepala UPT di lingkungan BBMKG Wilayah II dan jajarannya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan pada saat Kick off BMKG Corporate University, meminta kepada pejabat tinggi utama dan pratama serta semua unsur di BMKG baik pusat dan daerah untuk berkomitmen mendukung penuh implementasi BMKG Corporate University. Secara khusus kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan untuk secara intensif berkoordinasi kepada pihak-pihak yang diperlukan dan melakukan sosialisasi massif dalam memberikan pemahaman tentang Corporate University kepada seluruh elemen BMKG.

Dalam rangka mengembangkan kompetensi pegawai melalui Corporate University, Mitra Pembelajar UPT memiliki beberapa kewajiban penting, yang pertama adalah menetapkan visi dan strategi pembelajaran, yang kedua pendanaan dan sumber daya pengembangan kompetensi, yang ketiga menunjuk pemimpin program pembelajaran di lingkungan UPT masing-masing, yang keempat partisipasi aktif dalam pengembangan kompetensi, yang kelima mendukung pengembangan karir, yang keenam memberikan feedback pengembangan kompetensi, yang ketujuh mengintegrasikan pembelajaran dengan proses bisnis, yang kedelapan mendorong budaya pembelajaran, yang kesembilan menilai kinerja pegawai, dan yang terakhir adalah memantau perkembangan dan perubahan baik pengembangan kompetensi maupun proses bisnis. Kewajiban Mitra Pembelajar UPT sangat penting dalam memastikan bahwa Corporate University berfungsi dengan efektif dan membantu dalam pengembangan kompetensi pegawai sesuai dengan kebutuhan bisnis dan industri mereka.

Workshop yang dilaksanakan merupakan kolaborasi dan pengembangan bersama untuk menggali pemahaman Kepala UPT, mengidentifikasi implementasi yang berhasil dan memahami tantangan serta harapan dalam penerapan BMKG Corporate University di unit kerja (UPT) yang berada di lingkungan Balai Besar MKG Wilayah II.

Diharapkan workshop ini merupakan langkah awal yang berarti dalam memperkuat peran BMKG sebagai lembaga yang mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung keberlanjutan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024