Kunjungan Ibu Endang Budi Karya Sumadi Bersama DWP Kemenhub ke BMKG

  • Ibrahim
  • 27 Feb 2020
Kunjungan Ibu Endang Budi Karya Sumadi Bersama DWP Kemenhub ke BMKG

Jakarta (27/10) - Dalam rangka menjalin silaturahmi serta studi banding pengelolaan kantin, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Perhubungan (Kementerian Perhubungan) bersama Ibu Endang Budi Karya Sumadi selaku Penasihat DWP Kemenhub bersama Jajaran Pengurus dan Anggota DWP Kemenhub melakukan kunjungan ke Kantor Pusat BMKG.

Dalam kunjungan ini turut serta hadir Ketua DWP Kemenhub, Ibu Andajani Sugiharto dan perwakilan dari Biro Umum. Ibu Endang Budi Karya Sumadi beserta rombongan disambut langsung oleh Ibu Anik Dwi Budi Sutrisno, selaku Ketua DWP BMKG beserta pengurus dan jajaran anggota DWP BMKG.

Dalam sambutannya, Ibu Endang mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh DWP BMKG. Beliau mengatakan bahwa kunjungan ini selain mempererat tali silaturahmi antara DWP Kemenhub dan BMKG, juga bertujuan untuk studi banding terkait pengelolaan Kantin Si Mega yang dibina oleh DWP BMKG. Karena Kantin Si Mega berhasil meraih Juara Pertama dalam Lomba Kantin Sehat antar Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia pada November 2019

Menutup sambutannya, beliau berharap dengan adanya kunjungan ini kantin milik Kementerian Perhubungan bisa mencontoh Kantin Si Mega BMKG dalam berbagai sektor terkait pengelolaan, kebersihan dan juga makanan yang higienis, serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjungnya.

Kemudian Ibu Endang Budi Karya bersama Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengunjungi ruang operasional BMKG, yaitu Meteorology Early Warning System (MEWS) dan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Tujuan kunjungan ke ruang operasional ini adalah untuk melihat bagaimana proses kerja dari BMKG untuk menghasilkan data observasi (BIG DATA) diolah dan dianalisis oleh kecerdasan buatan, atau yang umum disebut dengan Artificial Intelligent (AI).

Setelah data tersebut diverifikasi operator dan pakar BMKG dapat menghasilkan produk informasi dan peringatan dini cuaca ekstrem, gempabumi & tsunami yang disampaikan kepada publik. Mengakhiri kunjungan ini, anggota DWP Kementerian Perhubungan mencoba simulator Gempabumi milik BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024