Kepala BMKG Serahkan DIPA - POK Tahun 2020 dalam Rapat Evaluasi Nasional 2019

  • Ibrahim
  • 17 Des 2019
Kepala BMKG Serahkan DIPA - POK Tahun 2020 dalam Rapat Evaluasi Nasional 2019

Jakarta - Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Phd menyerakan dokumen/petikan DIPA-POK TA 2020, yaitu Program Kerja dan Anggaran Tahun 2020 untuk dijalankan kepada Sekretaris Utama BMKG, Deputi Bidang Meteorologi, Deputi Bidang Klimatologi, Deputi Bidang Geofisika, Deputi Bidang Inskalrekjarkom, Inspektur, Kapusdiklat, Kapuslitbang, Ketua STMKG dan 5 Kepala Balai Wilayah I s/d V serta 34 UPT Koordinator Provinsi pada acara Rapat Evaluasi Nasional (Ravalnas) Tahun 2019 di Auditorium BMKG Pusat, Senin (16/12/2018).

Selain menyerahkan Dokumen/Petikan DIPA-POK TA 2020, Kepala BMKG juga secara resmi membuka Ravalnas 2019 yang diselenggarakan oleh Biro Perencanaan BMKG. Ravalnas tahun ini mengangkat tema "Terwujudnya Tata Kelola Yang Transparan, Bersih, Akuntable, dan Berkualitas Dalam Rangka Mewujudkan Layanan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Yang Cepat, Tepat, Akurat, Luas Jangkauan dan Mudah Dipahami".

Berdasarkan Perka BMKG No. 4 Tahun 2017, Rapat Evaluasi Nasional ini memiliki tujuan untuk mengukur capaian dari target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja oleh masing-masing unit kerja, Pengukuran realisasi anggaran oleh masing-masing satuan kerja dan mengidentifikasi kendala/permasalahan atas kegagalan dari target kinerja yang tidak tercapai.

Dalam sambutannya, Dwikorita menjelaskan bahwa dalam diangkatnya tema tersebut dalam Ravalnas ini agar evaluasi kinerja tidak hanya menyangkut pada pelaksanaan anggaran, tetapi juga proses penganggarannya, apakah anggaran yang diajukan dan disetujui kemudian ditetapkan dalam APBN betul-betul dapat dilaksanakan, untuk meningkatkan kualitas belanja.

Beliau menyampaikan juga arahan dari Presiden Joko Widodo, yang dalam pidatonya juga meminta agar Menteri/Pimpinan Lembaga dan Kepala Daerah dapat memastikan dan mengawal terlaksananya berbagai program prioritas yang sudah dicanangkan, dengan didukung oleh birokrasi yang efisien, melayani, dan mampu bekerja secara tim, pendekatan penganggaran harus lebih fokus pada program/kegiatan (money follows program) yang terkait langsung dengan prioritas nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Kemudian, Dwikorita juga memberikan arahan dalam Ravalnas kali untuk melakukan Pendekatan penganggaran yang lebih fokus pada program/kegiatan (money follows program) yang terkait langsung dengan prioritas nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat. "Pelaksanaan anggaran yang tepat target dan sasaran, representative dan bersifat multiplayer effect akan mendukung percepatan penyerapan anggaran, tutur beliau.

"Untuk memastikan diri menjadi Global Player Organization pada tahun 2045, maka pengembangan SDM diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga operasional di BMKG sehingga dapat mencapai standar internasional dan memiliki daya saing global." Pungkas Dwikorita menutup sambutannya.

Rapat Evaluasi Nasional BMKG Tahun 2019 diharapkan dapat memberikan hasil evaluasi terhadap capaian dari target kinerja dan penyerapan anggaran tahun 2019 serta rekomendasi atas kendala/permasalahan atas kegagalan dari target kinerja tahun 2019 sebagai acuan dalam pelaksanaan anggaran tahun 2020 dan arah kebijakan pembangunan di tahun 2020-2024.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024