Kepala BMKG Menutup Secara Resmi Rakornas BMKG 2020

  • Ibrahim
  • 15 Agu 2020
Kepala BMKG Menutup Secara Resmi Rakornas BMKG 2020

Jakarta - Kepala Badan Meteorlogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati resmi menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG 2020 melalui sambungan video conference pada Jumat, (14/8). Agenda Rakornas hari ketiga dimulai dengan sesi penyambutan peraih gelar Doktor baru di lingkungan BMKG. Diantaranya ialah Dr. Ida Pramuwardani dari Bidang Meteorologi, Dr. Supari dari bidang Klimatologi dan Dr. Pepen Supendi dari Bidang Geofisika.

Selanjutnya, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Bali, Taufik Gunawan memamparkan strategi keberhasilan Balai Besar MKG Wilayah II untuk meraih pencapaian Zona Integritas - Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Kemudian sesi berlanjut dengan materi "Etika Berkomunikasi Secara Virtual" yang di sampaikan oleh Eillen Rachman dari EXPERD Consultant. Berikutnya, sosialiasi "Gerakan Nasional Anti Narkoba" oleh Joko Purnomo dari BNN Provinsi DKI Jakarta & Pencegahan Tindakan Pelecehan (Seksual, Kekuasaan dan Akademik) oleh Tumbu Saraswati, SH dari di moderator oleh Putri Indonesia 2008, Zivana Letisha.

Sekretaris Utama BMKG yang di wakiili Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menyampaikan laporan penutup Rakornas BMKG 2020. Guswanto menyampaikan bahwa selama tiga hari pelaksanaan Rakornas BMKG 2020 berjalan dengan lancar dan sebanya 267 peserta dalam kondisi sehat dan tidak sakit selama acara berlangsung. "Saya mengucapkan terima kasih atas peran aktif para peserta, sehingga Rakornas BMKG 2020 terselenggara dengan sukses serta lancar dan mengamalkan pelajaran yang telah di dapat selama mengikuti kegiatan ini," ujar Guswanto mengakhiri laporannya.

Kepala BMKG dalam sambutannya menyampaikan bahwa usai Rakornas, agenda berikutnya ialah Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) yang direncanakan pada 26-27 Agustus 2020. Salah satu bahasan penting dalam rapat tersebut adalah Organisasi. "Jangan sampai organisasi yang akan kita bangun hanya berdasarkan kalangan tertentu misalnya pimpinan saja, ini akan diolah dan ada kajiannya, hasil kajian awal akan digelar di Rakornis, ujar Dwikorita. Ia melanjutkan, "Karena (Organisasi) ini menyangkut urusan bersama, masa depan BMKG, sehingga kita harus mendengarkan pemikiran (dari) yang muda dan terutama juga (dari) yang senior, kedepan kerja keras masih menanti".

Dwikorita juga menyampaikan ia mendapat berbagai apresiasi dari pihak luar terhadap BMKG. "Saya sering mendengar suara langsung dari pejabat seperti Gubernur, betapa terkesannya dengan para Kepala UPT atas pelayanan dan informasinya yang bagus, bahkan wartawan-pun mengatakan bahwa BMKG orang-orangnya lugas, mudah dicari, menjawab pertanyaan dengan to the point dan apa adanya, demikian juga beberapa Pimpinan Kementerian mengatakan seperti itu".

Mengakhiri sambutannya sekaligus menutup secara resmi Rakornas BMKG 2020, Dwikorita berpesan agar segenap SDM BMKG tetap menjaga profesionalisme dalam pekerjaannya, "Secara merata performa dan profesionalisme SDM BMKG di atas rata-rata, terlihat dari berbagai kiprahnya dan kesungguhannya dalam melaksanakan tugas seperti orang militan. Mohon hal ini agar dijaga dan dipertahankan. Apalagi ke depan SDM BMKG akan dilompatkan, Doktornya akan diperbanyak. Mari kita syukuri dan jangan pernah lelah untuk mengembangkan diri dan melompatkan Lembaga."

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024