iCIO Community Berkunjung ke BMKG

  • Rachmat Hidayat
  • 28 Feb 2020
iCIO Community Berkunjung ke BMKG

Jakarta - Kamis (27/2), iCIO Community melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat BMKG, Kunjungan tersebut dalam rangka mewujudkan visi iCIO yaitu Program iCIO Exchange 2020 adalah program sebagai wadah diskusi terkait tantangan bisnis dan perkembangan TIK dari berbagai industri dengan jumlah anggota peserta sebanyak 43 orang.

iCIO Community adalah Asosiasi independen para Chief Information Officer Indonesia yaitu sebuah wadah para pemimpin dan pengambil keputusan dibidang Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dari berbagai perusahaan dan industri.

Maksud dan tujuan iCIO Community bertandang ke BMKG adalah untuk senantiasa berkontribusi dan menjalin mitra dengan berbagai pihak untuk mendorong penetrasi digital untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Jeny Mustopa selaku Sekretaris iCIO serta anggota iCIO diterima oleh Deputi Bidang Inskalrekjarkom Dr. Widada Sulistya, DEA dan didampingi Pejabat Eselon II dan III di lingkungan Kedeputian Inskalrekjarkom di Gedung Serbaguna BMKG Kemayoran.

"Mengucapkan Selamat datang kepada iCIO beserta Anggota atas kehadirannya", Ucap Widada dalam sambutannya.

Tugas Pokok dan Fungsi BMKG sambung widada, adalah memberikan informasi cuaca, iklim dan gempa. "faktanya aktif setiap hari selalu berhubungan dengan berita-berita banjir, longsor, kekeringan, gempabumi, kebakaran hutan dll dan ini adalah peran BMKG. Dengan informasi itu berharap dapat mensejahterakan rakyat," ujar widada.

Secara umum proses BMKG di awali dengan pengumpulan data dari berbagai sensor, baik sensor gempa, cuaca dan iklim yang tersebar di seluruh Indonesia, Kemudian ditampung dalam database, diproses hingga dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk informasi, papar Widada.

Lebih lanjut, Widada menyampaikan bahwa BMKG telah membangun jaringan observasi yang tersebar di seluruh Indonesia berjumlah 1058 sensor yang terkait dengan cuaca, dan 500 sensor gempa untuk menjaring potensi-potensi gempa yang aktif dan dimonitor selama 24 Jam secara berkesinambungan. BMKG Saat ini mempunyai 3 sistem peringatan dini yaitu Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), Climate Early Warning System (CEWS) dan Meteorology Early Warning System (MEWS), jelasnya.

Jeny Mustopa selaku Sekretaris iCIO Community menyampaikan apresiasi dan satu kehormatan bahwa BMKG berkenan menyelenggarakan kegiatan ini dalam program iCIO Exchange. Sejak 7 tahun yang lalu, iCIO Community turut berkolaborasi dengan memberi masukan kesejumlah lembaga publik terkait dengan TIK untuk meningkatkan dan pengolahan layanan lembaga tersebut terutama stakeholder dan masyarakat luas, paparnya.

Melalui iCIO Exchange kita bisa lebih terbuka dan memberi kesempatan kepada iCIO Community dan bisa saling berkolaborasi sehingga bisa meningkatkan penggunaan TIK dimasing-masing tempat bekerja lebih efisien dan efektif, tutup Jeny.

Acara yg berlangsung selama 1 jam di akhiri dengan kunjungan ke Ruang Operasional BMKG yaitu InaTEWS, CEWS, MEWS dan Mencoba Alat simulator Gempabumi.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024