Dukung Nawacita, BMKG Gelar Kegiatan SIKM Di Indonesia Timur

  • Humas
  • 12 Okt 2016
Dukung Nawacita, BMKG Gelar Kegiatan SIKM Di Indonesia Timur

Jayapura (12/10), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menggelar Kegiatan Sarasehan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (SIKM) di Jayapura, Provinsi Papua, kegiatan bertempat di Hotel Swiss Bell dengan mengundang kurang lebih 30 institusi pemangku kepentingan (stake holder) dari berbagai sektor meliputi pertanian, perkebunan, pelayaran, penerbangan, media massa, unsur TNI, Polri, SAR dan lingkungan hidup serta penanggulangan bencana. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Dra. Nurhayati, MSc, dengan menabuhkan Tifa yaitu alat musik tradisional Papua sebagai tanda kegiatan SIKM secara resmi dibuka, kegiatan yang dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Wilayah V, Slamet Suyitno Rahardjo, SSi, MSi, beserta seluruh jajaran ini merupakan rangkaian dari kegiatan Percepatan Program Reformasi Birokrasi di Institusi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang tertuang dalam peraturan Kepala BMKG No. 2 Tahun 2012, kegiatan SIKM sebelumnya telah sukses dilaksanakan di Kota Balikpapan pada 28 Juli lalu.

Dalam sambutannya, Dra. Nurhayati, MSc menyampaikan bahwa melalui program SIKM ini BMKG ingin merealisasikan salah satu misinya, yaitu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa BMKG, serta mendukung implementasi program Nawacita yang ke-7, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi dosmestik. Kegiatan ini sangat diperlukan BMKG dalam rangka melakukan evaluasi dan menjaring umpan balik tehadap pelayanan informasi MKG kepada masyarakat pada umumnya dan para pemangku kepentingan pada khususnya. Besar harapan kami masukan, saran, kritik yang membangun demi peningkatan performa dan layanan informasi MKG. Oleh karenanya maka guna mencapai tujuan tersebut, BMKG sangat memerlukan pendapat, respon maupun tanggapan dan masukan dari berbagai pihak baik dari organisasi, media massa dan masyarakat sebagai pengguna data dan informasi langsung terhadap pelayanan yang diberikan BMKG. Sarasehan ini merupakan momen yang tepat untuk menjaring sebanyak mungkin saran dan masukan dari para pengguna data dan informasi (stake holder) guna peningkatan kualitas pelayanan publik BMKG ke depan.

Sarasehan survei indeks kepuasan masyarakat yang mengambil tema peningkatan layanan informasi BMKG untuk mendukung program nawacita dengan menghadirkan 3 orang narasumber yaitu, Ir. L. Halek Lie, MT, Kepala Bidang Logistik BPBD Kota Jayapura, E. Gultom, MSi, dari perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jayapura dan Darmawan, MSi, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Wilayah V BMKG. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari pelayanan data dan Informasi BMKG dalam mendukung pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kinerja BMKG di bidang pelayanan data dan informasi cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi dan tsunami.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024