BMKG Targetkan Akselerasi Pengembangan SDM di Tahun 2023

  • Hatif Thirafi
  • 24 Agu 2022
BMKG Targetkan Akselerasi Pengembangan SDM di Tahun 2023

Jakarta - BMKG mengikuti Rapat Kerja Komisi V DPRI RI dengan agenda membahas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat APBN TA 2021,Realisasi APBN TA 2022 hingga pembahasan terkait RKA/L TA 2023, Rabu (24/8).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati didampingi jajaran Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama BMKG dalam rapat ini menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat APBN TA 2021, Realisasi APBN TA 2022 sampai dengan Bulan Agustus 2022, dan RKA-K/L BMKG TA 2023 Dalam Nota Keuangan RAPBN TA 2023 yang telah dijalankan oleh BMKG. BMKG mendapatkan apresiasi atas perolehan Penilaian/Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 7 kali berturut-turut yang dinilai oleh BPK dalam Laporan Keuangan BMKG TA 2021.

Dalam penyampaian Realisasi APBN TA 2022 hingga Bulan Agustus 2022, Kepala BMKG menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan anggaran BMKG TA 2022 dan realisasinya. Dwikorita juga menyampaikan tema dan arah kebijakan RKP tahun 2020 yaitu "Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan berkelanjutan", kemudian disampaikan pula beberapa sasaran utama MKG dalam rancangan RKP dan pembuatan Roadmap 2022-2024.

"BMKG sangat mengedepankan pengembangan SDM yang unggul, menyeimbangkan tugas dan tanggung jawab di unit pusat maupun daerah, Pengoptimalan Big Data serta AI Implementation Smart Inteligence Information System 5.0. Kami juga mengedepankan pengadaan yang transparan, bersih dan berkualitas disertai peningkatan kualitas layanan yang berkelanjutan dan inovasi yang tidak pernah berakhir untuk kedepannya," kata Dwikorita.

Dalam bahasan RKA-K/L BMKG TA 2023, Dwikorita mengusulkan adanya pergeseran antar program dikarenakan adanya kebutuhan tambahan anggaran untuk pengembangan SDM unggul dalam rangka peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing dengan melakukan optimalisasi Belanja Non Operasional MKG dari UPT daerah yang dialihkan ke Program Dukungan Managemen sebagai tambahan pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia BMKG.

Kami juga menyampaikan rasa terimakasih dan mohon kepada Ketua Komisi V DPR RI dan seluruh anggota Komisi V DPR RI untuk tetap berkenan memberikan saran dan masukan sebagai perbaikan bagi BMKG kedepan," ucap Dwikorita.

Komisi V DPR RI memberikan apresiasi kepada BMKG terhadap hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2021 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian, dengan komitmen akan tetap mempertahankan capaian kinerja dan opini tersebut di tahun mendatang. Komisi V DPR RI juga meminta BMKG untuk berfokus pada pengembangan program pengembangan kapasitas SDM.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024