BMKG Selenggarakan Pemotongan Hewan Qurban, 13 Sapi dan 19 Kambing

  • Rachmat Hidayat
  • 11 Jul 2022
BMKG Selenggarakan Pemotongan Hewan Qurban, 13 Sapi dan 19 Kambing

Jakarta - Senin (11/7/2022), Bertempat di halaman Mesjid Ardhusalaam, BMKG menyelenggarakan kegiatan pemotongan hewan Qurban daam rangka perayaan Hari Idhul Adha 1443 H. Acara dihadiri oleh Para Pejabat Eselon 1 BMKG di antaranya adalah Sekretaris Utama, Inspektur BMKG, beserta jajaran dan juga pegawai BMKG dengan menerapkan prokes yang ketat agar mencegah penyebaran virus COVID-19.

Acara dibuka dengan Laporan Penyelenggaraan oleh Hanif Andi Nugraha selaku Ketua DKM Ardhusalam, beliau menyampaikan laporan terkait proses penyelenggaraan pemotongan qurban, hewan qurban yang dilaporkan sejumlah 13 ekor sapi dan 19 ekor kambing.

Dilanjutkan dengan sambutan oleh Sekretaris Utama BMKG, Dwi Budi Sutriso, beliau berharap agar kegiatan qurban tahun ini dapat berjalan dangan lancar dan dapat dirasakan manfaatnya. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada para pejabat dan tamu undangan serta panitia qurban dan juga para donatur yang telah berkontribusi untuk dapat mensukseskan acara ini.

kemudian acara pembuka diakhiri dengan pembacaan doa. Masuk ke acara inti, diawali dengan proses pemotongan sapi bersamaan dengan pemotongan kambing yang dilakukan oleh para panitia qurban. Panitia qurban dibagi kedalam kurang lebih lima divisi yang terdiri dari panitia untuk pemotongan hewan, pemilahan daging qurban, pembagian daging qurban, konsumsi dan dokumentasi. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, para panitia berkoordinasi dengan sangat baik antar satu sama lain.

Semua rangkaian kegiatan, berakhir dengan lancar tanpa adanya hambatan hingga memasuki waktu ba'da zuhur. Para pejabat mengimbau jika pembagian daging qurban, diutamakan akan diberikan untuk masyarakat di sekitar kawasan BMKG secara menyeluruh. Dengan pembagian daging qurban ini, pihak BMKG berharap akan meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • 127 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM
  • tidak berpotensi TSUNAMI
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024