BMKG Paparkan Capaian 2020 dan Rencana Program Kerja 2021 dalam Rapat Kerja dengan DPR RI

  • Hatif Thirafi
  • 09 Feb 2021
BMKG Paparkan Capaian 2020 dan Rencana Program Kerja 2021 dalam Rapat Kerja dengan DPR RI

Jakarta - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati didampingi Pejabat Pimpinan Tinggi di lingkungan BMKG menghadiri Rapat Dengar Pendapat yang diselenggarakan oleh Komisi V DPR RI di Gedung Nusantara DPR RI, Selasa(9/2) dengan agenda Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 serta Program Kerja BMKG dan BNPP/BASARNAS Tahun 2021.

Dalam rapat tersebut Kepala BMKG menjelaskan prosentase capaian, target dan hasil kerja BMKG selama 2020 baik yang terealisasi beserta dengan anggaran yang telah digunakan oleh BMKG di tahun 2020.

"Perkembangan BMKG 2020 semula 3,05 T mengalami pengurangan sehingga pada akhir menjadi 2,241 T. Realisasinya saat pandemi Covid 19 kami mengalami kurang dari target, namun dengan upaya dan strategi pada akhir tahun dapat mecapai 92,60%. Beberapa kegiatan mengalami kurang dari target terutama penyelenggaran pendidikan program Diploma karena tahun ini kami tidak menerima Taruna. Realisasi anggaran penanganan Covid mencapai 85,71% dari yang ditargetkan" tutur Dwikorita.

Dwikorita juga menyampaikan capaian strategis yang berhasil dilaksanakan. Salah satunya di bidang Meteorologi, berhasil membangun Radar Cuaca di Wamena, di lokasi yang sangat rawan karena berada di dalam mangkok diantara gunung-gunung. Selain itu, terkait dengan kegiatan Impact Base Forecasting, BMKG secara virtual melakukan diskusi grup (training) untuk para forecaster guna meningkatkan kemampuan dalam memberikan prakiraan, juga melakukan pemasangan penambahan instrumen-instrumen untuk observasi cuaca penerbangan karena menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dikhawatirkan banyak terjadi gangguan pada penerbangan.

"Capaian lainnya di bidang Klimatologi yaitu melakukan Sekolah Lapang Iklim, kami tingkatkan intensitas kegiatannya dan kami segerakan operasional di lapangan untuk melakukan panen. Kami juga meningkatkan kemampuan analisis perubahan iklim, analisis ini untuk memprediksi bahwa La Nina akan datang dan terjadinya bulan-bulan untuk hujan ekstrem. Capaian utama dalam program Geofisika kami meningkatkan ketepatan dalam menyebarluaskan informasi dengan membangun sistem untuk Warning Reiciever New Generation (WRS-NG), dapat lebih cepat dalam menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dapat disampaikan dalam waktu 2-4 menit. Kami menggunakan aplikasi mobile phone info BMKG yang dinilai oleh Badan Meteorologi dunia sebagai yang terbaik dalam memberikan pelayanan informasi cuaca untuk sector khusus,"imbuhnya.

Dwikorita juga memaparkan target-target ke depan dalam penyusunan program kerja BMKG.

"Yang perlu kami tingkatkan adalah melengkapi instrumen-instrumen untuk deteksi dini, seperti radar-radar cuaca yang saat ini baru ada 41 buah dari target sesungguhnya adalah sekitar 60-70 radar cuaca. Sehingga setiap tahun kami memiliki anggaran pembelian alat-alat tersebut. Dan kami harus berupaya semaksimal mungkin mempertahankan anggaran pemeliharaan karena peralatan kami sudah banyak yang usianya lebih dari 10 tahun, sehingga prioritas kami yaitu melakukan peremajaan / meningkatkan pemeliharaan alat-alat tersebut. Kami juga perlu menambah alat pendeteksi gempa bumi," jelasnya.

"Sedangkan untuk kriteria utama penentuan lokasi Sekolah Lapang Iklim (SLI) diselenggarakan di daerah yang terdampak perubahan iklim, juga diselenggarakan tergantung pula pada dukungan dari pemerintah daerah terutama dinas pertanian atau dinas terkait untuk berkolaborasi sumber daya. Kami juga telah bekerjasama dengan pihak lain seperti Bank Indonesia dan dinas-dinas terkait untuk berkolaborasi,"imbuh Dwikorita.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh BMKG, Komisi V DPR RI sepakat bahwa dalam melaksanakan refocusing dan realokasi belanja program/kegiatan untuk TA 2021 tetap mengutamakan kegiatan berbasis kerakyatan yang memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.

Komisi V DPR RI juga meminta BMKG untuk meningkatkan pemantauan terhadap fenomena iklim global seperti El Nino dan La Nina, curah hujan ekstrem, peningkatan pemantauan gempabumi dan peringatan dini tsunami serta menginformasikannya kepada publik.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024