BMKG Dorong Negara-Negara Bangun Ketangguhan Total Hadapi Bencana Alam

  • Ibrahim
  • 27 Mei 2022
BMKG Dorong Negara-Negara Bangun Ketangguhan Total Hadapi Bencana Alam

BALI (26 Mei 2022) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mendorong seluruh negara membangun ketangguhan secara total atau holistik usai pandemi Covid-19. Tidak hanya tangguh secara ekonomi, namun juga ketangguhan secara sosial budaya dan lingkungan. Termasuk didalamnya ketangguhan bencana guna mengurangi risiko dan kerugian yang ditimbulkan. Terlebih, kata dia, dunia tengah menghadapi berbagai ancaman bencana akibat dampak perubahan iklim.

"Untuk membangun ketangguhan secara total di level internasional, maka antar negara tidak bisa berupaya sendiri-sendiri atau saling bersaing. Sebaliknya, harus saling bahu membahu, gotong royong untuk mewujudkan hal tersebut," ungkap Dwikorita saat menyampaikan catatan penutup dalam acara The 3rd Multi Hazard Early Warning Conference di Bali, Selasa (24/5).

Dwikorita memaparkan, sedikitnya ada lima rumusan cara yang dapat dilakukan untuk membangun ketangguhan holistik tersebut. Pertama, membangun sistem peringatan dini yang handal, untuk menghindari dampak dan mengurangi risiko bencana. Menurutnya, negara-negara terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 akan jauh lebih terpuruk jika sistem peringatan dini tidak dipersiapkan dengan baik.

Kedua, terkait kebutuhan anggaran dalam penguatan maupun pembangunan sistem peringatan dini tersebut, perlu adanya skema pembiayaan yang tepat dan tidak memberatkan bagi negara-negara berkembang, tertinggal, dan kepulauan. Systematic Observations Financing Facilities (SOFF) yang digagas oleh organisasi meteorologi dunia (WMO) merupakan salah satu contoh fasilitas pendanaan yang berkeadilan.

Ketiga, lanjut Dwikorita, kerjasama dan pelibatan semua elemen masyarakat mutlak diperlukan. Pemerintah-swasta-sektor-media-akademisi-komunitas, khususnya untuk layanan hidrometeorologi, harus ditingkatkan di tingkat regional dan/atau negara. Hal ini, kata dia, dapat dicapai melalui komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan dengan menyelaraskan seluruh aktivitas dengan tujuan yg beroroentasi ke pembangunan yang berkelanjutan.

"Paritisipasi aktif dari kelima unsur tersebut menjadi kunci dalam manajemen bencana. Kolaborasi diantara kelima unsur tersebut yaitu dengan membangun kesadaran bersama bahwa saat ini di level global,
kawasan atau level negara yang tengah menghadapi ancaman multi bencana," ujarnya.

"Dengan memiliki pemahaman yang sama antara seluruh unsur tersebut, maka berbagai upaya pencegahan, mitigasi, dan strategi dalam menghadapi bencana dapat diterapkan dengan baik sehingga bisa menekan potensi timbulnya korban atau bahkan mencapai "zero victim" saat bencana terjadi," tambahnya.

Sementara itu, rumus keempat yang bisa dilakukan adalah dengan membangun solidaritas global untuk berbagi kapasitas dan berbagi sumber daya guna mengatasi tantangan global tersebut. Menurut Dwikorita, uluran tangan dengan semangat kemanusiaan dapat menjadi solusi untuk mencapai kualitas ketahanan total bersama, tangguh bersama, tumbuh bersama, dan sejahtera bersama di dunia pascapandemi.

"Indonesia siap berkontribusi demi kepentingan global melalui pelatihan, peningkatan literasi, peningkatan kapasitas SDM, maupun pembangunan/pengembangan teknologi bersama dengan negara-negara lain. Khususnya negara-negara berkembang dan kepulauan," terangnya.

Sedangkan rumusan kelima adalah dengan mendorong peningkatan peran dan efektivitas kepemimpinan di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional dalam memperkuat manajamen bencana. Mulai dari prabencana, saat tanggap darurat hingga masa pemulihan.

Dwikorita berharap, forum yang telah berlangsung selama tiga hari tersebut dapat segera ditindaklanjuti bersama dan berkontribusi signifikan dalam membuat dunia lebih aman, untuk generasi saat ini dan generasi berikutnya. (*)

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024