Balai Besar MKG Wilayah V Siap Pertahankan Opini WTP, Akuntabel dan Berkualitas Menuju BMKG Berkelas Dunia Melalui Laporan Penyusunan Keuangan

  • Rachmat Hidayat
  • 14 Jul 2023
Balai Besar MKG Wilayah V Siap Pertahankan Opini WTP, Akuntabel dan Berkualitas Menuju BMKG Berkelas Dunia Melalui Laporan Penyusunan Keuangan

Jayapura, Jumat (14/7) - Rekonsiliasi Keuangan yang merupakan bagian dari mekanisme penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Kementerian/Lembaga merupakan sebuah wahana yang sangat penting dan strategis untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Salah satu maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan rekonsiliasi keuangan Semester I Tahun 2023 ini untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran dan pelaporan SAKPA dan SIMAK barang milik negara di tingkat satuan kerja wilayah dan pusat, serta memiliki sasaran tersusunnya laporan SAKPA dan SIMAK BMN yang baik, handal, terukur dan menigkatnya kemampuan dan profesionalisme para pengelolanya.

Kegiatan rekonsiliasi keuangan yang diselenggarakan di lingkungan BBMKG Wilayah V mulai tanggal 14 - 17 Juli 2023 bertempat di Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura. Kegiatan diikuti sebanyak 119 peserta dari UPT BMKG yang ada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang merupakan petugas SIMAK dan SAIBA BMN dan didampingi oleh petugas dari BMKG Pusat serta Kementerian Keuangan.

Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek, S.Si mewakili Plt. Deputi Geofisika BMKG menyampaikan bahwa menurut Opini BPK, laporan keuangan BMKG tahun 2022 telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan BMKG tanggal 31 Desember 2022 dan realisasi anggaran, operasional serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

"Capaian WTP yang telah dicapai BMKG sepanjang 8 tahun berturut-turut bukan tujuan utama para petugas SIMAK-SAIBA BMN, namun yang lebih utama adalah bentuk pertanggungjawaban kepada bangsa dan negara atas kepercayaan, pelaksanaan dan penggunaan anggaran yang diamanatkan kepada lembaga kita BMKG," dijelaskan Yustus.

Lebih lanjut disampaikan bahwa mempertahankan pencapaian Opini WTP yang Akuntabel dan Berkualitas bukanlah upaya yang mudah, namun dengan kerja keras dan kerja cerdas seluruh insan BMKG, bersama kita yakin pasti mampu mempertahankannya di masa-masa mendatang.

"Oleh karenanya, melalui Rekonsiliasi Keuangan Semester I Tahun 2023 sangat relevan dan sejalan dengan tema yang diangkat yakni 'Pertahankan Opini WTP melalui Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2023 yang Akuntabel dan Berkualitas Menuju BMKG Berkelas Dunia'," tutup Yustus.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024