Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Oktober 2021

  • Edi Warsudi
  • 13 Okt 2021
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Oktober 2021

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD : Indeks ENSO dasarian I Oktober 2021 menunjukkan menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La Nina Lemah. BMKG dan sebagian institusi memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah - Netral dan akan berlangsung hingga awal tahun 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD netral dan akan terus berlangsung setidaknya hingga awal tahun 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850b : Dasarian I Oktober 2021, Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya masih didominasi angin timuran kecuali wilayah Sumatera bagian utara. Terdapat pola siklonal di sekitar laut Filipina. Pola angin sama dengan normalnya. Dasarian II Oktober 2021, Aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi masih didominasi angin timuran terutama di wilayah selatan ekuator. Terdapat pola siklonal di sekitar barat Sumatera.
Analisis OLR : Daerah pembentukan awan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera Tengah hingga Utara, Kalimantan, Sulut, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya cenderung mirip dengan kondisi normalnya.Analisis dan Prediksi MJO : Analisis pada tanggal 10 Oktober 2021 menunjukkan MJO aktif pada Fase 5 (Maritime Continent) dan diprediksi tetap aktif namun melemah hingga awal dasarian III Oktober 2021. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan awan relatif lebih banyak dibanding biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga dasarian III Oktober 2021.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH) : Dasarian I Oktober 2021, Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80 %. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya di atas 80% dan terjadi hingga Dasarian I November 2021
Analisis dan Prediksi Suhu : Dasarian I Oktober 2021, suhu rata-rata permukaan berkisar 21 - 27o C dan diprediksi dasarian II Oktober hingga I November berkisar 21-28o C. Pada dasarian I Oktober hingga III Oktober, suhu minimum diprediksi berkisar 20-27o C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 22-35o C.

Peringatan Dini : Beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi awas untuk dua dasarian kedepan.
Beberapa kabupaten di Provinsi Papua berpotensi mengalami curah hujan tinggi pada klasifikasi waspada untuk satu dasarian kedepan.

Analisis Curah Hujan Dasarian I Oktober 2021Umumnya curah hujan pada Dasarian I Oktober 2021 berada kriteria Rendah - Menengah (0 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi dan sangat tinggi (> 150 mm/dasarian) terjadi di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan bagian selatan, Kalimantan Utara bagian utara, Kalimantan Timur bagian barat, Papua bagian utara dan tengah.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Oktober 2021: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 19,30% wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh bagian tengah, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, Lampung bagian barat, Banten bagian timur, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, Kalimantan tengah bagian timur, Pulau Taliabu dan Pulau Seram bagian selatan.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Oktober II - November I 2021: Pada Okt II - Nov I 2021 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150 mm/dasarian) pada Okt II meliputi Papua bagian tengah; pada Okt III dan Nov I meliputi Aceh bagian barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat bagian barat, Jambi bagian barat, sebagian Bengkulu, Jawa Barat bagian barat, Kalimantan Barat bagian utara, sebagian Sulawesi Barat, Papua Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan atas 300 mm/bulan untuk Bulan November 2021 - April 2022:
  • April 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Kalimantan Timur bagian barat dan utara, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utar, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua

  • Februari 2022 - Maret 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi sebagian P. Jawa, Kalimantan Timur bagian barat dan utara, sebagian Kalimantan Utara sebagian Sulawesi, , sebagian Kepulauan Maluku, Papua Barat dan Sebagian besar Papua.

  • November - Januari 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi Aceh, pesisir barat Pulau Sumatera, sebagian P. Jawa, Sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat, Pulau Sulawesi bagian tengah, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024