Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Januari 2024

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 12 Jan 2024
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Januari 2024

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian I Januari 2024, Indek Dipole Mode bulanan sebesar (+0.64), sedangkan indeks ENSO Dasarian I Januari menunjukkan indeks (+2.11), IOD diprediksi memasuki kondisi Netral mulai Januari 2024. Sementara itu, indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju Netral mulai April 2024.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Strealmine angin menunjukkan adanya belokan angin dan sistem tekanan rendah di sekitar Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru. Pada dasarian II Januari,aliran massa udara di wilayah Indonesia akan didominasi oleh angin baratan. Daerah pertemuan dan belokan angin diprediksi terjadi di Sumatera bagian Tengah, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Papua bagian utara.

Analisis OLR:Daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) pada dasarian I Januari 2024 umumnya lebih tinggi dibandingkan klimatologisnya, khususnya di sekitar Lampung dan Jawa bagian barat. Di wilayah NTT, Sulawesi bagian timur, dan Maluku, tutupan awan umumnya lebih rendah dibandingkan klimatologisnya.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis dasarian I Januari 2024 menunjukkan MJO aktif di fase 2 (S. Hindia bagian Barat) dan diprediksi aktif di fase 3, 4 dan 5 hingga awal dasarian III Januari 2024, MJO berkaitan dengan peningkatan konveksi/potensi awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH):Kelembapan udara permukaan berkisar 60- 80% dan diprediksi hingga Dasarian I Februari 2024 berkisar 60 - 80 %, pada lapisan 850mb diprediksi berkisar 60- 80% serta pada lapisan 700 mb umumnya diprediksi 50 - 80%.

Analisis dan Prediksi Suhu:Suhu rata-rata permukaan berkisar 23 - 28°C dan diprediksi hingga Dasarian I Februari 2024 berkisar 22-28°C, Prediksi suhu minimum berkisar 10 - 24°C dan Prediksi suhu maksimum berkisar 26-34°C.

Peringatan Dini:Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi pada klasifikasi Waspada: Beberapa Kabupaten di Provinsi Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Maluku, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara. Siaga: Beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara. Awas : Beberapa Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis : Tidak ada

Analisis Curah Hujan Dasarian I Januari 2024:Curah hujan pada Dasarian I Januari 2024 umumnya berada di kriteria menengah - Tinggi (50 - 300 mm/dasarian).
Sifat hujan pada Dasarian I Januari 2024 umumnya Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Januari 2024:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 64% wilayah Indonesia masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Pulau Sumatera kecuali Lampung bagian selatan, sebagian Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, Pulau Kalimantan, Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian Maluku Utara, Maluku dan Pulau Papua.

Prediksi Curah Hujan Dasarian: Januari Dasarian II - Februari Dasarian I 2024:Pada Januari II - Februari III 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi - sangat tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Januari II 2024 meliputi sekitar Aceh Barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera barat bagian barat dan utara, Riau bagian barat dan utara, sekitar Pekan Baru, Jambi bagian tengah, Sumatera Selatan bagian barat, Belitung, sekitar Lamping Utara, Banten bagian barat, Wilayah Utara Jawa Barat bagian barat dan timur, Pesisir Utara Jawa Tengah, sekitar Bima, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Tengah bagian tengah, Kalimantan Selatan bagian selatan, Pesisir Utara Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara dan Papua bagian barat dan tengah.
  • Pada Januari III 2024 meliputi sebagian Lampung Tengah, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian timur, Pesisir Utara Jawa Tengah, Jawa Timur bagian tengah, sekitar Bima, sekitar Sambas, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara dan Papua bagian tengah.
  • Pada Februari I 2024 meliputi sekitar Pandeglang, Jawa Barat bagian barat dan timur, Pesisir Utara Jawa Tengah, sekitar Malang, Pasuruan, Sambas, Palangkaraya, Kutai Barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, Konawe Utara dan Papua bagian tengah.

Prediksi Curah Hujan Lebih Dari 300 mm/Bulan untuk Bulan Januari 2024 - Juni 2024 :

  • Februari 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Maret - April 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Mei 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua bagian tengah.
  • Juni - Juli 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua bagian tengah.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024