250 Satria Penyelamat Lingkungan

  • Murni Kemala Dewi
  • 29 Mar 2018
250 Satria Penyelamat Lingkungan

Bogor, Road show "Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara" ke sekolah - sekolah dasar se-JaBoDeTaBek berakhir kemarin (28/3) di SDN Empang 2 Bogor. Ketua tim dari Kedeputian Klimatologi, Pudji Setyani, M.Si menyampaikan bahwa roadshow ini dimaksudkan untuk memberikan informasi pada anak-anak usia SD agar nantinya mereka bisa meneruskan informasi tersebut pada teman-teman mereka.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Empang 2 menyambut baik kedatangan tim dan berterima kasih karena tim diseminasi telah memilih SDN Empang 2 untuk menjadi tempat diadakannya sosialisasi. Beliau menyampaikan harapannya agar 50 anak yang ikut dalam kegiatan diseminasi ini nantinya bisa membantu menjaga lingkungan dan juga mengerti apa itu cuaca, iklim dan perubahan iklim.

Kegiatan diseminasi dibuka dengan memberikan lembaran pre-test pada semua siswa untuk mengetahui sejauh mana mereka mengerti tentang lingkungan, cuaca dan iklim. Setelah pretest diberikan tim diseminasi kemudian memberikan paparan terkait cuaca, unsur cuaca, iklim serta perubahan iklim. Seperti biasa paparan dikemas dengan nyanyian dan games serta pertunjukan teater dengan menghadirkan sosok nenek yang gemar membuang sampah, menebang hutan dan tidak mau menjaga lingkungan. Anak-anak diajak menjadi Satria Penyelamat Lingkungan yang bertugas untuk memberikan informasi dan mengingatkan orang-orang yang tidak mau menjaga lingkungan seperti si nenek. Selain itu juga dihadirkan maskot BMKG, Si Mega, yang disambut antusias oleh anak-anak. Setelah paparan diberikan, 50 anak tersebut kemudian diangkat sebagai Satria-satria Kecil Penyelamat Lingkungan dan diajak bersama-sama berjanji untuk menjaga hutan, menjaga lingkungan dan menjaga bumi sebagai salah satu tugas mereka. Kemudian mereka kembali diberikan post-test dengan soal yang sama untuk melihat apakah mereka semua memahami paparan serta penjelasan yang diberikan oleh tim.

Dengan berakhirnya roadshow ini, tim "Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara" berhasil mengumpulkan 250 Satria Kecil Penyelamat Lingkungan yang rencananya nanti 250 anak ini akan diajak mengikuti Jambore Iklim di BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024