Waspadai Dampak Potensi Curah Hujan Tinggi di Sejumlah Wilayah Indonesia dalam 10 Hari ke Depan

  • Rozar Putratama
  • 23 Sep 2021
Waspadai Dampak Potensi Curah Hujan Tinggi di Sejumlah Wilayah Indonesia dalam 10 Hari ke Depan

SIARAN PERS

Sejumlah wilayah di Indonesia saat ini telah memasuki awal musim hujan, kondisi tersebut sebagai pertanda masa peralihan/transisi/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan. Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian II September 2021, sebanyak 6,14% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau. Wilayah yang sudah mengalami musim hujan meliputi sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, dan Kalimantan Timur bagian selatan, Kalimantan tengah bagian timur, Sebagian Maluku.

Hasil analisis BMKG menunjukkan pada dasarian III September 2021 wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150 mm/dasarian) meliputi sebagian Bengkulu, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi

Mengacu pada hal tersebut diatas dan prediksi peluang hujan tinggi > 70% , maka perlu kewaspadaan terhadap dampak potensi curah hujan tinggi dan potensi cuaca ekstrem. Berdasarkan prakiraan peluang curah hujan dasarian (10 harian), terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi hingga 1 (satu) dasarian ke depan dengan status Waspada, Siaga hingga Awas, sebagai berikut :

  1. Kategori AWAS: Papua Barat (Kaimana), Papua (Asmat, Mimika, Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo)
  2. Kategori SIAGA: Maluku (Buru), Papua Barat (Kaimana, Manokwari, Tambrauw, Sorong Selatan, Teluk Bintuni), Papua (Boven Digoel, Dogiyai, Nabire, Paniai, Puncak)
  3. Kategori WASPADA: Sumatera Barat (Pesisir Selatan), Bengkulu (Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur, Lebong, Mukomuko, Seluma), Jambi (Bungo, Kerinci, Merangin), Sumatera Selatan (Kota Pagar Alam, Lahat, Muaraenim), Sulawesi Barat (Mamasa, Mamuju), Sulawesi Selatan (Enrekkang, Luwu Timur, Luwu Utara), Sulawesi Tengah (Banggai, Donggala, Tojo Una-Una, Morowali, Poso), Sulawesi Tenggara (Kolaka, Kolaka Utara), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow Utara), Gorontalo (Bone Bolango), Maluku (Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur), Papua Barat (Sorong), Papua (Mappi, Memberamo Raya, Puncak Jaya, Tolikara, Waropen, Yalimo).

Prakiraan Daerah Potensi Banjir

Dasarian III September 2021 daerah yang perlu diwaspadai, sebagai berikut :

  1. Kategori TINGGI :Papua Barat (Kab. Teluk Bituni) dan Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Mimika, Nabire, dan Paniai
  2. Kategori MENENGAH :Aceh (Kab. Aceh Besar, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayolues), Sumatera Utara (Kab. Deli Serdang, Langkat), Sumatera Barat (Kab. Dhamasraya, Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan), Jambi (Kab. Bungo, Kerinci, Kota Sungai Penuh, Sarolangun), Bengkulu (Kab. Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, Lebong, Muko Muko, Rejang Lebong, Seluma), Sumatera Selatan (Kab. Empat Lawang, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu), Jawa Barat (Kab. Bandung, Cianjur), Kalimantan Barat (Kab. Kapuas Hulu, Sintang), Kalimantan Tengah (Kab. Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur, Murung Raya), Kalimantan Timur (Kab. Berau, Kutai Barat, Kutai Timur, Mahakam Ulu), Kalimantan Utara (Kab. Malinau, Nunukan), Sulawesi Utara (Kab. Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, Minahasa), Gorontalo (Kab. Boalemeo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, Pahuwato), Sulawesi Tengah (Kab. Banggai, Buol, Donggala, Morowali, Morowali Utara, Parigi Moutong, Poso, Sigi, Tojo Una-Una, Toli Toli, Kota Palu), Sulawesi Barat (Kab. Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah, Polewali Mandar), Sulawesi Selatan (Kab. Enrekang, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Pinrang, Sidenreng Rappang, Tana Toraja, Wajo), Sulawesi Tenggara (Kab. Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kota Kendari), Maluku (Kab. Buru, Buru Selatan, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Ambon), Maluku Utara (Kab. Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Pulau Morotai, Pulau Taliabu, Tidore Kepulauan), Papua Barat (Kab. Manokwari, Sorong, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kota Sorong), dan Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Jayapura, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai).

Dasarian I Oktober 2021 daerah yang perlu diwaspadai, sebagai berikut :

  1. Kategori TINGGI : Papua (Kab. Jaya Wijaya, Nabire dan Paniai)
  2. Kategori MENENGAH : Aceh (Kab. Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Utara, Gayolues), Sumatera Utara (Kab. Asahan, Labuhanbatu Utara, Langkat, Mandailing Natal), Sumatera Barat (Kota Padang, Sawahlunto, Solok, Kab. Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Kep. Mentawai), Jambi (Kab. Kerinci), Bengkulu (Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Muko-muko, Seluma), Sumatera Selatan (Kab. Empat Lawang), Kalimantan Barat (Kab. Kapuas Hulu, Sintang), Kalimantan Tengah (Kab. Murung Raya), Kalimantan Timur (Kab. Mahakam Ulu), Kalimantan Utara (Kab. Malinau), Sulawesi Tengah (Kab. Poso, Sigi), Sulawesi Barat (Kab. Mamuju), Maluku (Kab. Maluku Tengah), Papua Barat (Kota Sorong, Kab. Manokwari, Sorong, Teluk Bintuni, Teluk Wondama), Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Paniai, Jayapura, Jayawijaya, Keerom, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai, Yalimo)

Sementara itu BMKG juga menganalisis curah hujan pada dasarian II September 2021 berada pada kriteria Rendah hingga Menengah (0 - 150 mm/dasarian). Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) hingga pemutakhiran data 20 September 2021 menunjukkan HTH ekstrem panjang teramati terjadi di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan HTH terpanjang selama 169 hari terjadi di Oepoi, Nusa Tenggara Timur.

Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis

Mengacu pada monitoring kejadian HTH diatas dan prediksi peluang hujan kategori rendah (<20 mm/10 hari), terdapat indikasi adanya potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di provinsi Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dengan status Siaga dan Awas sebagai berikut :

  1. Kategori AWAS: Bali (Kab. Buleleng), NTB (Kab. Bima), NTT (Kab. Belu, Kotamadya Kupang, Kab. Kupang, Kab. Nagekeo, Kab. Sumba Barat, Kab. Sumba Timur)
  2. Kategori SIAGA: Maluku (Kab. Maluku Barat Daya), NTT (Kab. Flores Timur, Kab. Manggarai Timur, Kab. Ngada, Kab. Sikka, Kab. Timortengah Selatan)
  3. Kategori WASPADA: Bali (Kab. Bangli), NTT (Kab. Alor, Kab. Ende)

Memasuki masa peralihan/transisi/pancaroba dari Musim Kemarau ke Musim Hujan, masyarakat diimbau dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung dengan melakukan pemeriksaan sarana-prasarana dan lingkungan di sekitarnya. Periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang. Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui berbagai macam kanal informasi resmi dari BMKG. Informasi Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis dan Informasi Prediksi Potensi Banjir Dasarian terkini dapat diakses dari https://iklim.bmkg.go.id.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca dan iklim 24 jam, yaitu melalui:

  • http://www.bmkg.go.id;
  • follow media sosial @infoBMKG;
  • aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
  • atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Jakarta, 23 September 2021

Plt. Deputi Bidang Klimatologi
Urip Haryoko

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024