Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Bencana, Kepala BMKG Kunjungi Kabupaten Trenggalek

  • Ibrahim
  • 06 Mar 2021
Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Bencana, Kepala BMKG Kunjungi Kabupaten Trenggalek

Trenggalek - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beserta Tim BMKG Jawa Timur melanjutkan rangkaikan kunjungan kerja di Propinsi Jawa Timur dengan mengunjungi Kabupaten Trenggalek pada Jumat (5/3). Survei ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan mitigasi tsunami khususnya di wilayah Kabupaten Trenggalek. Karena Trenggalek sebagai daerah yang berhadapan dengan zona subduksi, pantai selatan Jawa Timur berpotensi dilanda Tsunami.

Dalam pertemuannya dengan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Dwikorita menyampaikan bahwa Data BMKG menunjukkan terdapat lompatan aktivitas kegempaan 5 tahun terakhir di wilayah Indonesia. "Potensi kejadian gempabumi cenderung meningkat ini mendorong BMKG membuat Rekomendasi ke Pemerintah Daerah agar upaya mitigasi perlu segera ditingkatkan," ujar Dwikorita.

Ia melanjutkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan aksi nyata dalam meningkatkan kesiapsiagaan mitigasi tsunami khususnya di wilayah Kabupaten Trenggalek. "Salah satunya yang akan dilakukan adalah pengecekan kelengkapan sarana dan pra sarana untuk evakuasi masyarakat di pantai rawan tsunami," tutur Dwikorita. Selain itu beliau juga berdiskusi dengan Bupati terkait perubahan iklim, dan usaha untuk menjaga ekosistem di wilayah Trenggalek ini agar bisa beradaptasi dan memitigasi bencana ini.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berterima kasih atas masukan yang disampaikan oleh Kepala BMKG yang berguna untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana dan bermanfaat untuk menentukan keputusan baik di sektor pertanian, perikanan dan pembangunan Trenggalek kedepaannya.

Kemudian Kepala BMKG beserta jajaran melanjutkan survey lapangan menuju Pantai Prigi yang terletak dibagian selatan Pulau Jawa, untuk melakukan inspeksi terhadap sarana dan pra sarana evakuasi tsunami di wilayah ini. Dalam survey ini, untuk jalur evakuasi dan tempat evakuasi di wilayah ini sudah memadai dan masyarakat sekitar sudah sering melakukan gladi evakuasi. Rekomendasi dari BMKG kepada Pemerintah setempat untuk menambahkan rambu-rambu evakuasi di beberapa titik serta daya tampung titik kumpul agar memadai untuk masyarakat sekitar.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024