STMKG Siap Melompat Membangun Karakter Lulusan Berdaya Saing Unggul

  • Hatif Thirafi
  • 17 Okt 2020
STMKG Siap Melompat Membangun Karakter Lulusan Berdaya Saing Unggul

SIARAN PERS

Jakarta (17 Oktober 2020) - Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., tegaskan bahwa Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) harus selalu tertib administrasi dan melarang keras segala bentuk pungutan, demi mewujudkan Suasana Akademik dan Proses Pembelajaran yg kondusif.

Kepala BMKG juga selalu mengingatkan agar STMKG benar-benar segera melakukan transformasi budaya akademik yg dapat meningkatkan kinerja STMKG menuju Center of Excellent.

Langkah awal penertiban dan pembenahan ini sudah diawali dengan mengganti Ketua STMKG lama yang mengundurkan diri yang kemudian digantikan dengan Pejabat Baru, Dr. Nyoman Sukanta. Proses peremajaan Pengurus Akademik (non struktural) maupun pejabat struktural juga dilakukan untuk menjaga suasana dan budaya kerja yg terus maju dan inovatif. Selalu ditekankan oleh Kepala BMKG bahwa di era disrupsi ini, kita harus berani mendisrupsi diri kita dan organisasi kita sendiri, agar kita mampu bertransformasi progresif sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan spirit pembaharuan dan transformasi budaya kerja, Ketua Baru Dr. Nyoman Sukanta dengan Team Pengurus Baru, mulai melakukan pembenahan dan penertiban Administrasi Akademik, serta membangun Suasana Akademik yang mendorong prestasi dan inovasi, dengan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum, peningkatan sarana prasarana dan proses pembelajaran, serta pengembangan kapasitas Dosen, terutama dengan mendorong para dosen muda untuk studi lanjut.

Para Taruna pun didorong untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ilmiah dan inovasi teknologi, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta kerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia ataupun di manca negara, antara lain selain dengan UGM, juga dilakukan penelitian kolaborasi ITB - STMKG - Huddersfield University - Swansea University yang didanai NERC Newton Fund dan Ristek BRIN, dengan judul Mitigating Hydrometeorological Hazard Impacts through Transboundary River Management in Ciliwung River Basin.

Selain itu, juga sedang dilakukan kegiatan dengan Reading University - Inggris, melalui Program kerja sama Weather and Climate Science for Service Partnership (WCSSP), yg dikoordinasikan oleh Puslitbang BMKG dan didanai dari Newton Fund.

Saat ini sedang disiapkan pula kerja sama dg lembaga meteorologi di Perancis, untuk membangun Laboratorium Observasi Maritim yg diperkuat dengan Big Data dan Artificial Intelligent (AI) , disertai dengan program transfer pengetahuan dan teknologi melalui pengiriman Dosen Muda untuk Studi Lanjut di Luar Negeri.

Untuk memberikan warna baru dan penyegaran, Rapat Senat STMKG juga telah memutuskan pergantian pejabat non struktural yg telah bertugas selama lebih dari 4 tahun, dengan staf yg berkinerja baik dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.

Dengan langkah-langkah pembaruan tersebut, ditargetkan STMKG tak lama lagi akan mampu mencetak lulusan berkarakter dan berdaya saing unggul, yang siap bekerja profesional dan mengabdi di berbagai unit BMKG yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, ataupun memperkuat peran Indonesia di percaturan meteorologi dunia.(*)

Bagian Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Organisasi

Instagram: @InfoBMKG
Twitter: @InfoBMKG @InfohumasBMKG
Facebook: InfoBMKG
YouTube: InfoBMKG

http://www.bmkg.go.id

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024