Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke BMKG

  • Petugas Web
  • 10 Jun 2016
Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke BMKG

Jakarta/ Hari ini (10/6) BMKG menerima kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala BMKG, Bapak Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng didampingi oleh Sekretaris Utama BMKG, Bapak Dr. Widada Sulistya, DEA beserta para pejabat Eselon 1-4 di lingkungan BMKG.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan BMKG untuk menindak lanjuti komitmen Indonesia dalam Paris Agreement on Climate Change. KLHK menyadari bahwa BMKG memiliki peran penting dalam mengadaptasi dan mengurangi resiko dampak perubahan iklim, terutama dengan memanfaatan data-data iklim dan kualitas udara yang dimiliki BMKG.

Dalam kunjungan ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga didampingi oleh Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Bapak Nazir Fuad, Sekjen KLHK Bapak Bambang Hendroyono, Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Bapak MR Karliansyah, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Ibu Nur Masripatin, Ketua Dewan Penasehat Pengendalian Perubahan Iklim sekaligus Tim Penasehat Menteri LHK untuk Perubahan Iklim Bapak Sarwono Kusumaatmadja, beserta beberapa pejabat Eselon I dilingkungan KLHK dan beberapa Penasehat Senior Menteri untuk perubahan iklim.

Menteri LHK menyempatkan diri mengunjungi ruang operasional BMKG mulai dari Meteorology Early Warning System, Climatology Early Warning System, Indonesia Tsunami Early Warning System dan Laboratorium Kualitas Udara sebelum kemudian buka puasa bersama dan dilanjutkan dengan diskusi.

Ibu Menteri dalam diskusi yang diadakan di Ruang Rapat Lantai 1 Gedung BMKG Pusat, menegaskan bahwa KLHK akan segera mengundang BMKG dalam rangka kerjasama salah satunya dalam hal Sekolah Lapang Iklim yang sudah berjalan selama ini di BMKG.
Sementara itu Kepala BRG menyampaikan bahwa data-data BMKG sangat dibutuhkan oleh BRG salah satunya untuk operasi pembasahan lahan gambut.

Kepala BMKG sendiri menyambut baik kerjasama ini dan berharap agar hasil yang didapatkan dari diskusi bersama tersebut bisa ditindak lanjuti dalam waktu dekat.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024