Kunjungan Kerja Deputi Bidang Inskalrekjarkom ke UPT BMKG di Sulawesi Tengah

  • Rozar Putratama
  • 03 Des 2018
Kunjungan Kerja Deputi Bidang Inskalrekjarkom ke UPT BMKG di Sulawesi Tengah

Sulteng - Kamis (29/11/2018), Deputi Bidang Intrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke beberapa UPT BMKG di Provinsi Sulawesi Tengah.

Beberapa UPT yang dikunjungi antara lain Stasiun Meteorologi Klas II Mutiara Palu, Stasiun Meteorologi Klas III Syukuran Aminuddin Amir Luwuk, dan Stasiun Meteorologi Klas III Kasiguncu Poso.

Sesuai jadwal, rombongan tiba di Kota Palu pada Kamis pagi di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufrie Dr. Widada Sulistya, DEA menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Korpri yang dilaksanakan di Stasiun Meteorologi Klas II Mutiara Palu, setelah upacara Dr. Widada Sulistya, DEA meninjau Ruang Observasi, Taman Alat, dan melakukan audiensi dengan seluruh Pegawai dan Pejabat Stamet Palu, lalu meninjau Gedung Radar serta melihat kondisi Perumahan Dinas di daerah Balaroa, Palu Barat pasca gempa Palu.

Pada Kamis sore rombongan menuju Luwuk melalui Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufrie, tiba di Luwuk Dr. Widada Sulistya, DEA meninjau Ruang Observasi, Taman Alat, serta AWOS yang ada di Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir dan setelahnya melakukan audiensi dengan seluruh Pegawai dan Pejabat Stamet Luwuk. Berikutnya, jumat pagi rombongan menuju Bandar Udara Tanjung Api, Ampana untuk melakukan peninjauan AWOS. Setelah melakukan peninjauan AWOS di Ampana, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Poso melalui jalan darat sekitar 3 jam. Tiba di Poso sekitar pukul 19.30 WITA Dr. Widada Sulistya, DEA meninjau Ruang Observasi, Taman Alat dan setelahnya melakukan audiensi dengan seluruh Pegawai dan Pejabat Stamet Poso.

Dalam Audiensinya, Deputi Bidang Inskalrekjarkom BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA berharap kepada seluruh Pejabat dan Staf Stamet Palu, Stamet Luwuk, dan Stamet Poso untuk terus melakukan Inovasi layanan informasi cuaca.

Pada hari terakhir Dr. Widada Sulistya, DEA melakukan kunjungan ke Gedung Kantor Baru Stamet Luwuk Sabtu (1/11) sebelum kembali ke Jakarta. Beliau memberikan arahan agar penempatan ruangan di gedung baru harus di tata menjadi lebih baik lagi agar kegiatan operasional berjalan dengan lancar.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024