Kantor BMKG Tutup Sementara, Layanan Informasi Melalui Internet of Things (IoT) Berjalan Normal

  • Hatif Thirafi
  • 13 Agu 2020
Kantor BMKG Tutup Sementara, Layanan Informasi Melalui Internet of Things (IoT) Berjalan Normal

SIARAN PERS

Kantor BMKG Tutup Sementara, Layanan Informasi Melalui Internet of Things (IoT) Berjalan Normal

Jakarta, (12/8)- Menanggapi beredarnya pemberitaan terkait penutupan sementara kantor BMKG dan WFH satu minggu kedepan (13 Agusutus s.d 20 Agustus 2020), maka BMKG menjelaskan beberapa poin sebagai berikut:

  1. Di Kantor BMKG Pusat Kemayoran telah dilakukan Rapid Test beberapa kali untuk memonitor perkembangan kesehatan para pegawai yang bertugas operasional di kantor pada masa Pandemi COVID-19 ini. Tes terakhir di kantor pusat BMKG dilaksanakan pada tgl 12 Agustus 2020. Hasil tes ini menunjukan bahwa sejumlah pegawai terkonfirmasi reaktif. Namun hasil ini tentunya tidak bisa dijadikan acuan utama. Untuk itu, sejumlah pegawai yang reaktif tersebut telah menjalani rangkain tes lanjutan berupa tes SWAB yang hasilnya baru akan keluar dalam 3-5 hari mendatang.
  2. Sehubungan dengan perkembangan tersebut di atas, untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 langkah yang diambil adalah menutup sementara kantor dan melaksanakan Work From Home (WFH) selama satu minggu ke depan (13 Agustus sd 20 Agustus 2020) bagi semua pegawai kantor pusat, dengan tetap menjaga produktivitas kinerja yang dilaporkan secara digital rutin dan berjenjang.
  3. Pengamatan meteorologi, klimatologi, dan geofisika selama penutupan kantor pusat tetap terus berjalan normal, dan layanan informasi prakiraan/prediksi dan peringatan dini tetap terus terjaga dan tersebar ke masyarakat secara digital dan realtime melalui sistem Internet of Things (IoT) yang selama ini beroperasi di BMKG.
  4. Selanjutnya kami akan terus melakukan test COVID-19 secara rutin seperti sebelumnya sebagai upaya monitoring dan manajemen kerja di lingkungan BMKG.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (iOS dan Android): WRS-BMKG atau InfoBMKG.*

Bagian Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Organisasi

Instagram: @InfoBMKG
Twitter: @InfoBMKG @InfohumasBMKG
Facebook: InfoBMKG
YouTube: InfoBMKG
https://www.bmkg.go.id

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • 127 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM
  • tidak berpotensi TSUNAMI
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024