Jelang KTT ASEAN di Labuan Bajo, BMKG Pastikan Sistem Peringatan Dini Tsunami dalam Kondisi Prima

  • Rozar Putratama
  • 10 Mei 2023
Jelang KTT ASEAN di Labuan Bajo, BMKG Pastikan Sistem Peringatan Dini Tsunami dalam Kondisi Prima

SIARAN PERS

LABUAN BAJO (10 Mei 2023) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berfungsi dengan baik dan dalam kondisi prima.

Mencakup diantaranya sirine peringatan dini tsunami, jalur evakuasi, rambu evakuasi, dan titik kumpul (zona aman) di seluruh venue penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-42. di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

KTT ASEAN Ke-42 yang mengusung tema besar yakni 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth' sendiri berlangsung selama tiga hari mulai dari 9 hingga 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini akan diikuti oleh 11 negara anggota ASEAN. Seperti diketahui, Tahun 2023 ini menjadi 5 (lima) kalinya Indonesia dipercaya dan didapuk untuk memegang Keketuaan ASEAN.

"Seluruh peralatan yang dimiliki BMKG sudah kami uji dan tes jelang KTT ASEAN untuk menguji keandalan alat. Kami juga telah melakukan penyusuran jalur evakuasi gempabumi dan tsunami serta mengidentifikasi zona aman tsunami di seluruh venue event tersebut",kata Dwikorita di Labuan Bajo, NTT, Rabu (10/5).

Sirine Peringatan Dini Gempabumi dan Tsunami sendiri terletak di Puncak Waringin, Labuan Bajo. Pengujian sirine tersebut, kata dia, juga telah dilakukan guna memastikan sirine berfungsi secara optimal dan maksimal.

Pengecekan jalur evakuasi juga dilakukan di Kawasan Pantai Marina Labuan Bajo yang notabene menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Labuan Bajo dan tempat bersandarnya kapal pesiar atau yacht.

"Selain sebagai kesiapsiagaan bencana jelang KTT ASEAN, juga untuk mengedukasi masyarakat tentang konsep evakuasi mandiri jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami," imbuhnya.

"Diharapkan dengan persiapan yang matang ini, KTT ASEAN dapat berjalan dengan aman, nyaman, lancar, dan sukses melahirkan berbagai kebijakan yang membawa kebaikan bagi negara-negara di kawasan," tambah dia.

BMKG sendiri, lanjut Dwikorita, menyiagakan 14 Stasiun BMKG di seluruh Propinsi NTT dengan didukung sistem dari Pusat dan 190 Stasiun BMKG yg dilengkapi dengan 40 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, data dan informasi yang dihasilkan akan semakin cepat, tepat, dan akurat.

Sebagai informasi, Ada empat venue yang akan digunakan untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo yakni Hotel Bintang Flores, Puncak Waringin, Hotel Ayana dan Hotel Meruorah.

Hotel Bintang Flores akan digunakan sebagai lokasi media center pagelaran KTT ASEAN 2023. Selanjutnya, adalah venue Puncak Waringin yang nantinya akan digunakan sebagai spouse program yakni kegiatan para istri kepala negara berkumpul untuk melakukan morning tea bersama.

Selanjutnya, venue ketiga adalah Hotel Ayana. Lokasi ini dijadikan tempat menginap sekaligus welcoming dinner para kepala negara peserta KTT ASEAN 2023 yang akan dilaksanakan pada 10 Mei 2023.

Venue terakhir yakni Hotel Meruorah yakni main venue atau lokasi utama KTT ASEAN 2023 yang akan digunakan untuk kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) serta akomodasi bagi para delegasi.

Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat

Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube : infoBMKG
Tiktok : infoBMKG

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024