Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, BMKG Kirim SDM Belajar ke Berbagai Negara

  • Dwi Herlambang Ade Putra
  • 07 Sep 2023
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, BMKG Kirim SDM Belajar ke Berbagai Negara

SIARAN PERS

JAKARTA (7 September 2023) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini sedang menggencarkan program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM), agar lebih siap, tangguh dan handal dlm menghadapi tantangan perubahan iklim global dan dampaknya, serta tantangan dinamika tektonik yang semakin kompleks dan aktif. Langkah tersebut dilakukan secara lebih intensif dan masif dengan mengirim para pegawainya yg berusia Millenial untuk belajar ke berbagai universitas terkemuka di luar negeri. Dengan memanfaatkan bonus 65 % Pegawai BMKG yang berusia Millenial, ditargetkan 500 orang harus menjadi Doktor baru sebelum tahun 2030.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, hal ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat perubahan iklim memicu pergeseran pola musim dan suhu udara, serta dinamika tektonik yang semakin kompleks dan aktif, yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas multi-bencana geo-hidrometeorologi. Situasi tersebut, kata dia, harus disikapi secara serius demi mewujudkan perlindungan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Ini juga menjadi bagian dari upaya transformasi BMKG menjadi institusi kelas dunia. Kami menargetkan ada 500 doktor muda di BMKG. Tentu saja SDM-SDM berkualitas ini menjadi amunisi bagi BMKG untuk terus maju dan berkembang menjadi institusi kelas dunia dengan memberi pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berkontribusi positif bagi dunia," ungkap Dwikorita dalam acara pelepasan mahasiswa tugas belajar ke Inggris Raya di Auditorium BMKG, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Dwikorita mengungkapkan, untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut, BMKG meluncurkan program "SDM Unggul". Sasarannya, adalah seluruh pegawai BMKG yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Program ini, kata dia, dirancang untuk memeratakan kapasitas dan kompetensi seluruh SDM BMKG, tanpa terkecuali.

"Jadi, sekalipun bertugas di stasiun-stasiun daerah, namun mereka adalah ilmuwan-ilmuwan berkualitas dunia," tuturnya.

Dwikorita mengatakan bahwa BMKG telah memulai kolaborasi inovatif dengan 10 universitas di Inggris untuk meluncurkan program SDM Unggul tersebut. Tahun ini sendiri ada 67 orang penerima beasiswa SDM Unggul yang akan melanjutkan studinya di 10 negara. Dari jumlah tersebut, 23 orang penerima beasiswa akan melanjutkan studinya di Universitas-universitas di Inggris.

Adapun universitas-universitas di Inggris yang dipilih berdasarkan reputasi mereka yang sesuai dengan bidang prioritas BMKG meliputi University of Oxford, University of Cambridge, Imperial College London, University of Leeds, Newcastle University, University of Birmingham, University of Edinburgh, University of East Anglia, University of Exeter, University of Reading dan University of Sheffield.

"Kolaborasi dengan universitas-universitas terbaik di Inggris ini menjadi penegas komitmen kami dalam mendukung bakat-bakat yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap transformasi BMKG secara kelembagaan, dan kebermanfaatan bagi Indonesia tentunya," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita menyampaikan, lewat kolaborasi ini, diharapkan universitas tersebut menyediakan peluang pendidikan dan pelatihan terbaik bagi mahasiswa BMKG. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah memfasilitasi paparan terhadap penelitian berkualitas tinggi dan interaksi dengan para ahli yang terkenal di dunia dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

"Interaksi ini diharapkan akan membentuk individu-individu berbakat ini menjadi ilmuwan berkelas dunia yang nantinya berpotensi menjadi pemimpin BMKG di masa depan," imbuhnya.

Sebagai informasi, tambah Dwikorita, saat ini, terdapat sekitar 180 SDM BMKG yang siap untuk melanjutkan studi di institusi terkemuka di seluruh dunia. Mayoritas dari mereka tengah berada dalam seleksi tahap akhir untuk mendapatkan beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Hal ini tidak hanya membuka peluang untuk diterima di institusi internasional terkemuka, tetapi juga mempersiapkan bakat-bakat ini untuk berhasil dalam kompetisi beasiswa, termasuk peluang yang disediakan oleh LPDP dan organisasi lainnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pekatihan BMKG, Nelly Florida, menyampaikan bahwa para pegawai yg diberangkatkan ini sebelumnya telah disiapkan dengan pendampingan khusus selama 1 hingga 2 tahun, agar berhasil menempuh proses seleksi beasiswa ataupun seleksi penerimaan di Perguruan Tinggi terkemuka di dunia. Selain pelatihan bahasa, para kandidat tugas belajar juga digembleng khusus utk menguatkan kecakapan akademik, komunikasi dan penulisan ilmiah, serta mengasah kecakapan utk menjadi pembelajar sukses di lingkungan budaya baru di luar negeri.

Selanjutnya, Direktur British Council Indonesia dan Pimpinan Klaster Asia Tenggara Summer Xia mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah BMKG dalam pengembangan sumber daya manusia. British Council, kata Xia sangat bersemangat dalam kerjasama bersama BMKG dalam program SDM unggul.

Menurut Xia, program ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi staf BMKG untuk mendapatkan pendidikan dan penelitian kelas dunia yang ditawarkan oleh universitas di Inggris, tetapi juga mencerminkan komitmen British Council dalam mendukung pengembangan seluruh masyarakat melalui pendidikan dan kemitraan yang saling menguntungkan.

"Komitmen ini sangat sejalan dengan misi British Council selama 75 tahun di Indonesia dalam memupuk hubungan jangka panjang yang mendorong pertumbuhan dan kemajuan bersama," ungkapnya.

Senada, Pejabat Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing mengatakan Program SDM Unggul merupakan contoh yang sangat baik dari kolaborasi Inggris-Indonesia di bidang sains dan pendidikan, yang selanjutnya akan berkontribusi pada kerekatan hubungan antara Indonesia dan Inggris.

Diutarakannya, melalui kerja sama dengan British Council, total 30 universitas di Inggris mengajukan proposal untuk menampung sarjana PhD dari BMKG, dan melalui proses seleksi yang ketat, 10 universitas di Inggris terpilih menjadi mitra untuk tahun ini. Kedutaan Besar Inggris Jakarta dan British Council Indonesia tetap berkomitmen mendukung BMKG dalam membangun ekosistem penelitian kelas dunia.

"Selamat kepada 23 penerima beasiswa asal Indonesia yang akan melanjutkan pendidikannya di universitas-universitas Inggris," pungkasnya. (*)

Biro Hukum dan OrganisasiBagian Hubungan Masyarakat

Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube : infoBMKG
Tiktok : infoBMKG

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024