Apresiasi Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan BMKG untuk Mewujudkan Nelayan Sumatera Barat yang Hebat, Selamat, dan Sejahtera

  • Kholis Nur Cahyo
  • 24 Agu 2023
Apresiasi Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan BMKG untuk Mewujudkan Nelayan Sumatera Barat yang Hebat, Selamat, dan Sejahtera

SIARAN PERS

Sumatera Barat (24 Agustus 2023) - BMKG Stasiun Maritim Teluk Bayur, Sumatera Barat menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) dengan mengambil tema "Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera" di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Rabu, 23 Agustus 2023.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Anggota DPR RI Komisi V, Athari Gauti Ardi didampingi Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, dan Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho serta dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Kepala PPS Bungus, Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera, Kepala Basarnas Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Kelas II Teluk Bayur, Kepala Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur, Kepala Kantor Pencarian Dan Pertolongan (BASARNAS) Kota Padang, Kepala Stasiun Maritim Teluk Bayur serta Kepala Stasiun Meteorologi Maritim dan Mandatori Maritim di seluruh Indonesia.

Athari menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada BMKG selaku stakeholder dari Komisi V DPR RI dimana selama ini peran BMKG sangat penting bagi keselamatan nelayan khususnya di Sumatera Barat.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam paparannya menjelaskan SLCN merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan. Kegiatan SLCN juga sebagai upaya peningkatan diseminasi layanan informasi meteorologi maritim kepada penyuluh, serta menunjang keberhasilan pembangunan di sektor perikanan dalam adaptasi kebiasaan baru.

Kegiatan yang dilakukan di wilayah Sumatera Barat ini merupakan tindak lanjut dari peningkatan layanan cuaca maritim yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan antisipasi dampak gejala iklim ekstrem terhadap kegiatan perikanan dari edukasi BMKG kepada nelayan dan penyuluh perikanan terkait pelayanan informasi meteorologi maritim.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy menitipkan pesan kepada Dinas Kelautan dan masyarakat Sumatera Barat untuk selalu memperhatikan informasi dari BMKG. Dan juga menghimbau kepada Dinas DKP untuk bisa menjalin koordinasi yang lebih erat dengan BMKG khususnya yang ada di Sumatera Barat dalam mitigasi bencana khususnya di laut. Dukungan pemerintah Provinsi Sumatera Barat diharapkan dapat memberikan sinergi bersama antara BMKG, pemerintah lokal dan masyarakat nelayan.

Berdasarkan informasi cuaca BMKG, dapat diketahui kondisi gelombang di wilayah Perairan barat Sumatera Barat, dan Perairan timur Kepulauan Mentawai sampai beberapa meter. Setiap hari bisa berubah-ubah. "Potensi gelombang tinggi dari kondisi hujan dan angin kencang juga bisa berpengaruh terhadap ketinggian gelombang," ujar Audy.

"BMKG berharap Sekolah Lapang Cuaca Nelayan ini dapat memberi manfaat dan berkah bagi para nelayan di Sumatera Barat dan mampu mempercepat pemulihan ekonomi setelah terpuruk dengan adanya pandemi sekaligus untuk menguatkan ketahanan pangan dan menguatkan kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.(*)

Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat

Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube.com : infoBMKG
Tiktok : infoBMKG

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024